Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Sektor Ini Tuai Keuntungan di Masa Pandemi Covid-19

Kompas.com - 29/12/2020, 16:41 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 mengubah pola perilaku masyarakat dalam berbelanja.

Sebelum pandemi, masyarakat lebih banyak berbelanja secara langsung, namun saat ini pola itu berubah menjadi berbelanja melalui e-commerce.

Saat pandemi menyerang Maret 2020 lalu, penurunan drastis terjadi pada industri bisnis konvensional non-digital.

Baca juga: Bappenas: Daya Beli Masyarakat Merosot Rp 374,4 Triliun Akibat Pandemi Covid-19

Penurunan tersebut juga berdampak pada pengurangan karyawan hingga penutupan bisnis permanen.

“Banyak startup terdampak secara negatif pada pandemi ini, tapi banyak juga yang baik. Banyak tantangan, banyak juga kesempatan,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Johnny G Plate dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/12/2020).

Di balik penurunan pada beberapa sektor, justru terjadi peningkatan pada sektor lain.

Sebut saja e-commerce dan industri peralatan farmasi yang bertumbuh tinggi karena kebutuhan medis yang meningkat.

“Jumlah transaksi oleh Mitra Bukalapak di bulan Juni tahun ini juga naik hingga sekitar 3 kali lipat dari bulan yang sama tahun lalu. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi yang pernah dicapai oleh Mitra Bukalapak,” kata VP Marketplace Bukalapak Kurnia Rosyada.

Baca juga: Menjadi Organisasi Bisnis yang Tahan Banting di Tengah Pandemi Covid-19

Peningkatan yang sama juga dialami oleh beberapa aplikator uang digital, sebut saja OVO yang mengalami peningkatan user baru hingga 260 persen.

Selain itu, Lead Public Relations dari Shopee Indonesia, Aditya Maulana mengatakan, terjadi peningkatan order untuk kategori makanan dan bahan pokok hingga 3 kali lipat dari biasa.

Selain itu, makanan kaleng sempat meroket hingga 7 kali lipat pada Maret, awal pandemi berjalan.

Selain sektor e-Commerce dan aplikasi uang digital yang meroket, salah satu sektor yang sempat diragukan bisa bertahan dari terjangan pandemi, justru bisa bertahan dan cenderung mengalami peningkatan yang signifikan, yakni sektor jasa lifestyle.

Sektor aplikator jasa lifestyle ini sempat mengalami masa pesimis ketika salah satu aplikator yang merajai sektor ini, GoLife memutuskan untuk tutup permanen.

Baca juga: Masih Dibayangi Pandemi, Buruh Pesimistis dengan Kondisi Ekonomi Tahun 2021

Namun, setelahnya para aplikator sejenis justru masih bisa menuai profit dan bertumbuh.

Halojasa, aplikasi layanan jasa lifestyle on-demand justru mengalami peningkatan GTV (Gross Transactions Value) hingga lebih dari 180 persen.

Dengan layanan yang lekat dengan kontak fisik seperti layanan reflexology massage mereka, justru mereka tidak mengalami penurunan yang signifikan sejak awal pandemi hingga hari ini.

“Kami melihat ada perubahan behavior ya dari konsumen, mereka dahulu merasa produk kita adalah kebutuhan tersier, namun sekarang lebih kepada kebutuhan esensial ya, untuk meningkatkan kebugaran dan imunitas tubuh,” ungkap Hengky Budiman, CEO dan founder dari Halojasa.

Pertumbuhan GTV yang signifikan ini 60 persennya berasal dari layanan massage mereka.

Baca juga: Cerita Perajin Terompet Tahun Baru di Tengah Pandemi: Enggak Ada Satu Pun yang Terjual

Ini mungkin sedikit menimbulkan pertanyaan, bagaimana layanan yang berbasis kontak fisik justru masih bisa mengalami peningkatan yang signifikan meski dimasa pandemi.

“Orang ini sekarang jadi cenderung berusaha melakukan semua nya dirumah ya, itulah kenapa mereka yang biasa pijat ke spa, mereka cari alternatif dan pesan lewat aplikasi Halojasa salah satunya,” tutur Hengky.

Kedua sektor bisnis ini, e-Commerce dan layanan jasa On-Demand lifestyle adalah salah dua dari sekian banyak sektor bisnis yang justru menuai profit dimasa pandemi.

Dengan adanya kebiasaan baru dari masyarakat, membuat beberapa sektor yang belum terlalu naik ke permukaan, semakin naik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com