Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Bisa Tembus 6.850 di Akhir 2021 karena Pemulihan Ekonomi Nasional

Kompas.com - 29/12/2020, 18:27 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas) memproyeksikan pasar modal Indonesia akan kembali melaju dengan estimasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 6.850 di penghujung tahun 2021.

Proyeksi yang mencakup makroekonomi, pasar obligasi, dan pasar saham.

Optimisme tersebut didorong oleh harapan ketersediaan vaksin Covid-19, peningkatan konsumsi masyarakat, serta reformasi birokrasi melalui implementasi Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law).

Baca juga: Sore Ini, IHSG Terjun Hampir 1 Persen

Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan, dengan pemulihan ekonomi dan reformasi kebijakan di Indonesia pada tahun depan, target IHSG akan mencapai 6.850 di akhir tahun 2021.

Optimisme ketersediaan vaksin serta ekspektasi produksi, distribusi, pelaksanaan vaksinasi, dan penerimaan masyarakat di tahun 2021 diharapkan dapat mempercepat terjadinya herd immunity di masyarakat.

“Vaksinasi tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri masyarakat untuk kembali beraktivitas seperti normal, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan daya beli,” jelas Adrian dalam siaran pers, Selasa (29/12/2020).

Adapun enam katalis yang akan mendorong kenaikan pasar saham di Indonesia, antara lain, pemulihan ekonomi yang didorong vaksinasi, normalisasi dengan konsolidasi industri pasca pandemi, likuiditas global dan domestik yang melimpah, suku bunga global yang rendah, kenaikan harga komoditas, serta dimulainya reformasi struktural pemerintah.

Perbaikan ekonomi global dan domestik akan menguntungkan saham-saham cyclical dan juga komoditas.

Baca juga: IHSG Masih Berpeluang Lanjutkan Penguatan, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini

Faktor kedua adalah konsolidasi industri yang akan terjadi, khususnya di perusahaan-perusahaan yang memiliki struktur modal besar dan memungkinkan untuk ekspansi.

Sementara likuiditas domestik yang berlimpah diharapkan akan meningkatkan sisi permintaan konsumsi jika vaksinasi sukses dilaksanakan di Indonesia.

Sehingga saham-saham yang merupakan proxy dari konsumsi domestik yang bersifat discretionary akan diuntungkan.

Dari faktor global, Indonesia bisa mendapatkan keuntungan dari suku bunga global yang rendah dan likuiditas yang masih berlimpah.

Sementara itu, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia masih sangat menarik, sehingga mendorong arus dana asing masuk ke Indonesia.

“Faktor terakhir adalah reformasi struktural pemerintah melalui Omnibus Law yang akan mengubah cara pandang investor asing terhadap Indonesia, dan juga berlangsungnya downstreaming di industri mineral yang akan berdampak positif terhadap neraca perdagangan Indonesia di kemudian hari,” tutup Adrian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com