Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Mogok, Stok Tahu-Tempe di Pasar Sudah Berkurang

Kompas.com - 03/01/2021, 12:49 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang mengaku stok tahu dan tempe di pasar sudah mulai berkurang. Ini tak lepas dari langkah perajin tahu-tempe yang sepakat untuk mogok produksi sepanjang 1-3 Januari 2021.

"Di pasar sendiri tahu dan tempe sudah mulai berkurang per hari ini," ujar Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri kepada Kompas.com, Minggu (3/1/2021).

Semakin langkanya tahu dan tempe di pasar pada akhirnya berimbas pada peningkatan harga komoditas tersebut. Seperti harga tempe yang kini menjadi Rp 12.000 per papan dari sebelumnya Rp 10.000 per papan.

Baca juga: Ironi Indonesia, Negeri Tahu-Tempe, Tapi Kedelainya Impor dari AS

Dia mengatakan, kenaikan harga tempe sudah mulai terlihat sejak Desember 2020 lantaran harga kedelai impor terus merangkak naik. Sedangkan pasokan kedelai dalam negeri sebagian besar berasal dari impor.

Abdullah bilang, kondisi tersebut memang dilematis, sebab perajin terus meminta kenaikan harga kepada pedagang, tetapi pedagang menginginkan harga tempe tidak naik dulu karena daya beli masyarakat masih rendah imbas Covid-19.

Kendati demikian, semakin berkurangnya stok tempe di pasar, pedagang mau tak mau menaikkan harganya. Ia bilang, ini sekaligus untuk mengakomodir perajin yang selama ini tertekan karena naiknya harga kedelai impor.

"Pedagang sendiri terus berusaha merayu perajin untuk mau mengeluarkan stok-stok yang ada, kalau enggak takut pembeli akan kabur. Kami berupaya berkomunikasi dengan perajin agar tahu-tempe tetap ada di pasar walaupun stoknya enggak begitu banyak," jelas Abdullah.

Sebelumnya, Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) dalam surat edaran bertanggal 29 Desember 2020 menyatakan, perajin tempe dan tahu memutuskan mogok produksi.

Aksi mogok produksi sepanjang 1-3 Januari 2020 itu bertujuan agar kenaikan harga tempe dan tahu bisa kompak terjadi, seiring dengan terus naikknya harga kedelai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com