Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perajin Pastikan Tahu-Tempe Sudah Ada di Pasaran, tetapi Harga Naik

Kompas.com - 04/01/2021, 11:17 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perajin memastikan stok tahu dan tempe sudah tersedia di pasaran mulai hari ini, Senin (4/1/2021).

Namun, harganya naik sesuai kesepakatan para perajin. 

Ketua Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifudin menyatakan, pihaknya telah meninjau langsung ke beberapa titik pasar untuk memastikan bahwa stok tahu dan tempe sudah tersedia.

Baca juga: [POPULER MONEY] Erick Thohir Pakai Mobil Listrik Jakarta-Bali Hanya Rp 200.000 | Perajin Tahu-Tempe Mogok Produksi

"Jadi sudah suruh cek karyawan dan orang-orang sekitar, pada umumnya sudah ada itu tempe dan tahu di pasar. Jadi perajin sudah mulai kerja dari kemarin (malam)," ujar Aip kepada Kompas.com, Senin (4/1/2021).

Seperti diketahui, perajin tahu-tempe memutuskan mogok produksi selama 1-3 Januari 2021.

Hal ini lantaran melonjaknya harga kedelai impor sebagai bahan baku tahu-tempe dari Rp 7.200 per kilogram menjadi Rp 9.200 per kilogram.

Aip pun memastikan harga tahu dan tempe di pasaran turut meningkat.

Hal ini sesuai dengan kesepakatan para perajin yang akan menaikkan harga jual sebesar 20-30 persen seiring dengan kenaikan harga kedelai.

Baca juga: Produsen Mogok, Stok Tahu-Tempe di Pasar Sudah Berkurang

Seperti tempe, kata dia, sudah alami kenaikan dari sebelumnya Rp 4.000 per potong menjadi Rp 5.000 per potong.

Kenaikan juga dipastikan terjadi pada tahu.

"Itu sudah harga konsumen di pasar. Jadi sudah ada kenaikan sekitar 20 persenan," ungkap Aip. 

Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri menyatakan, stok tempe dan tahu sangat berkurang di pasaran imbas dari aksi mogok yang dilakukan para perajin.

Menurut dia, tanda-tanda akan adanya kenaikan harga tempe sudah mulai terasa sejak Desember 2020 sebab harga kedelai impor terus merangkak naik.

Baca juga: Ironi Indonesia, Negeri Tahu-Tempe, Tapi Kedelainya Impor dari AS

Sedangkan pasokan kedelai dalam negeri sebagian besar berasal dari impor.

Abdullah mengatakan, kondisi tersebut memang dilematis, sebab perajin terus meminta kenaikan harga kepada pedagang, tetapi pedagang menginginkan harga tempe tidak naik dulu karena daya beli masyarakat masih rendah imbas Covid-19.

"Di pasar sendiri tahu dan tempe sudah berkurang per hari ini," ujar Abdullah kepada Kompas.com, Minggu (3/1/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com