Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 2 Hal yang Bisa Anda Lakukan untuk Membantu Perekonomian Negara

Kompas.com - 04/01/2021, 14:16 WIB
Elsa Catriana,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membuat perekonomian negara mengalami kinerja yang buruk selama beberapa kuartal.

Di kuartal pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh positif sebesar 2,97 persen.

Namun, pada kuartal kedua dan ketiga mengalami kontraksi sebesar minus 5,32 persen dan minus 3,49 persen.

Baca juga: Menperin Optimistis Ekonomi RI Tumbuh 5,5 Persen Tahun 2021, Ini Alasannya

Masyarakat mungkin gemas dan berpikir bahwa pemerintah tidak mampu menanggulangi dampak Covid-19 dengan baik.

Namun, memperbaiki kinerja ekonomi bukan hanya tugas pemerintah. Anda juga bisa, lho, membantu memulihkan kondisi ekonomi.

Financial Consultant Prita Hapsari Ghozie membagikan tips bagi Anda yang ingin membantu perekonomian negara agar bisa kembali pulih.

"Pertama adalah jangan mengurangi konsumsi, begitupun dengan tabungan. Konsumsi ataupun tabungan haruslah seimbang, karena ketika konsumen mengurangi jumlah konsumsinya, dampaknya akan dirasakan oleh para pemegang bisnis yang bisa berakibat banyak bisnis yang akan kolaps," ujar Prita, dikutip dari siaran video YouTubenya bertajuk Wajib Tonton! Tips Keuangan Tahun 2021, Senin (4/1/2021).

Baca juga: Ekonomi AS Dinilai Masih Dibayangi Sisa Dampak Pandemi pada 2021

Menurut Prita, ketika bisnis yang ada di Indonesia mengalami kolaps, justru hal inilah yang akan membuat perekonomian semakin menurun.

Lalu yang kedua adalah mengonsumsi produk-produk lokal. Dengan mengonsumsi produk-produk lokal, kata dia, akan membuat perekonomian Indonesia menjadi lebih kuat.

Prita juga mengatakan, menggunakan produk-produk luar sebenarnya tidak disalahkan, sah-sah saja.

Namun, dia menyarankan untuk mengurangi porsi penggunaanya.

"Bukannya enggak boleh sih, tapi kalau bisa dikurangi. Kenapa? Supaya yang kuat itu kita sendiri, produk yang kita punya bisa unggul, bukan mereka," ucap dia.

Baca juga: Jelang Akhir Tahun, Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional Baru Terserap 72 Persen

Lebih lanjut Prita juga mengatakan, meski Indonesia telah mengalami resesi, keadaan akan bisa semakin membaik.

Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan adanya peningkatan.

"Jika sebelumnya resesi Indonesia mencapai minus 5 persen, pertumbuhan ekonomi Indonesia terakhir mencapai minus 2 persen, yang mana keadaan mulai membaik," kata Prita.

Oleh sebab itu, Prita mengajak banyak orang untuk melihat peluang.

Sebab, menurut dia, ketika ekonomi mulai bangkit, akan ada bisnis baru yang muncul yang tak pernah dipikirkan banyak orang sebelumnya.

Baca juga: Pemulihan Ekonomi dan Vaksinasi: Indonesia di Persimpangan Jalan

Terlebih lagi bagi masyarakat yang kehilangan pekerjaan.

"Biasanya ketika orang sudah kepepet, akan rela melakukan apa saja, akan bisa melihat peluang," ucap Prita.

Berangkat dari sana , Prita juga melihat adanya harapan pemulihan ekonomi pada tahun 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com