Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Mahal, Kementerian Pertanian Akan Genjot Produksi Kedelai Lokal

Kompas.com - 04/01/2021, 14:33 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kementerian akan meningkatkan produksi kedelai lokal untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Ini sebagai respon dari melonjaknya harga kedelai impor.

Harga kedelai saat ini sebesar Rp 9.300 per kilogram dari sebelumnya berkisar 7.200 per kilogram.

Baca juga: Gaduh Kedelai Impor, Masalah Klasik yang Terus Berulang

Mahalnya kedelai pun dikeluhkan para perajin tahu dan tempe.

"Ini menjadi pelajaran untuk kita semua, sehingga kekuatan lokal dan nasional harus menjadi jawaban dari kebutuhan itu," ujar Syahrul usai bertemu Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) di Kantor Pusat Kementan, Senin (4/1/2021).

Syahrul mengatakan, harga kedelai yang meningkat di pasar global menjadi alasan dari mahalnya kedelai di dalam negeri.

Mengingat, sebagian besar pasokan kedelai dalam negeri memang berasal dari impor.

Kenaikan harga kedelai di pasar global sangat dipengaruhi oleh Amerika Serikat, yang merupakan negara produsen utama kedelai.

Baca juga: Janji Jokowi Bawa RI Swasembada Kedelai dalam 3 Tahun dan Realisasinya

Di sisi lain, adanya peningkatan permintaan kedelai di China, yang merupakan negara importir kedelai terbesar.

Menyikapi gejolak harga kedelai yang berimbas ke dalam negeri, Kementerian Pertanian telah berkordinasi dengan integrator, pengembang kedelai, serta unit kerja di kementerian dan lembaga terkait untuk menggenjot produksi kedelai lokal.

Menurut Syahrul, dibutuhkan setidaknya 100 hari untuk satu kali masa tanam hingga panen kedelai.

Ia menargetkan, perlu dua kali masa tanam kedelai untuk bisa memenuhi kebutuhan produsen perajin tahu dan tempe.

Baca juga: Kedelai Mahal, Ini Kata Kementan Soal Produksi Lokal

"Dua kali 100 hari bisa kita sikapi secara bertahap, sambil ada agenda seperti apa mempersiapakan ketersediannya. Paling penting ketersediannya, bukan hanya harga," kata Syahrul.

Sebelumnya, kenaikan harga kedelai impor memicu perajin tahu dan tempe mogok produksi selama 1-3 Januari 2021.

Alhasil, pasokan tempe dan tahu pun menjadi langka di pasaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com