Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PP Muhammadiyah Dorong Pemerintah Segera Atasi Polemik Mahalnya Harga Kedelai

Kompas.com - 04/01/2021, 17:23 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PP Muhammadiyah meminta pemerintah untuk segera mengatasi persoalan mahalnya harga kedelai yang berimbas pada naiknya harga tahu dan tempe.

Sebab, masalah ini akan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.

Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas menjelaskan, kenaikan harga kedelai akan membuat biaya produksi tahu dan tempe meningkat.

Baca juga: Harga Kedelai Mahal, Tahu dan Tempe Jadi Penyumbang Inflasi

Lalu akan diikuti dengan kenaikan harga jual di tingkat konsumen.

"PP Muhammadiyah meminta pemerintah untuk secepatnya mengatasi masalah ini agar dunia usaha dan kehidupan ekonomi masyarakat kembali menggeliat, serta tidak ada yang dirugikan," ujar Anwar dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/1/2021).

Anwar mengatakan, kenaikan harga tahu dan tempe maka akan menurunkan daya beli masyarakat.

Akibatnya, keuntungan yang di dapat produsen dan pedagang dari penjualan kedua bahan pangan tersebut turut menurun.

Kondisi itu akan sangat berdampak pada tingkat kesejahteraan para produsen dan pedagang tahu dan tempe.

Baca juga: Mentan Sebut Butuh 200 Hari Buat Genjot Produksi Kedelai Lokal

Termasuk juga pada masyarakat sebagai konsumen.

"Masyarakat jadi tidak lagi mampu membeli sesuai dengan kebutuhan pokoknya," kata Anwar.

Di sisi lain, Anwar juga meminta, apabila ada pihak-pihak yang menimbun atau spekulasi dalam masalah kenaikan harga kedelai, maka pemerintah perlu menindak dengan tegas.

"Serta menggiring mereka ke pengadilan untuk dijatuhi hukuman yang sesuai dengan besar dan dampak buruk dari kesalahannya," pungkas Anwar.

Sebelumnya, para perajin yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) sepakat untuk menaikkan harga tahu dan tempe sekitar 20 persen.

Baca juga: Harga Mahal, Kementerian Pertanian Akan Genjot Produksi Kedelai Lokal

Kenaikan terjadi usai perajin mogok produksi selama 1-3 Januari 2021 akibat mahalnya kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe.

Harga kedelai kini Rp 9.200 per kilogram dari sebelumnya Rp 7.200 per kilogram.

Ketua Gakoptindo Aip Syarifudin mengatakan, berdasarkan pantauannya kini harga tempe di tingkat konsumen naik Rp 1.000 per potong, yakni dari Rp 4.000 menjadi Rp 5.000 per potong.

Kenaikan juga dipastikan terjadi pada tahu.

"Itu sudah harga konsumen di pasar. Jadi sudah ada kenaikan sekitar 20 persenan," ujar Aip kepada Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Whats New
Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Whats New
Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Whats New
Sebanyak 15 Proyek CCS/CCUS dalam Tahap Studi, Direncanakan Beroperasi Mulai 2030

Sebanyak 15 Proyek CCS/CCUS dalam Tahap Studi, Direncanakan Beroperasi Mulai 2030

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com