KOMPAS.com - Terjaringnya benda mirip drone bawah laut oleh nelayan lokal bukan kali pertama terjadi di perairan Indonesia.
Sebelum peristiwa terjaringnya benda mirip drone bawah laut oleh nelayan di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, di penghujung 2020, kejadian serupa juga pernah terjadi di perairan Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, pada 2019.
Benda yang awalnya diduga rudal oleh nelayan, ternyata merupakan drone bawah laut yang diduga milik Cina. Di drone itu ditemukan aksara Cina yang bertuliskan nama China Shenyang Institute of Automation, Chinese Academy of Sciences.
Baca juga: Sempat Dikira "Drone", Ini Fungsi "Seaglider" yang Ditemukan di Kepulauan Selayar
Istilah drone cukup banyak digunakan dan kadang membingungkan namun dalam tulisan ini yang dimaksud dengan “drone” adalah unmanned vehicle, tidak dibatasi apakah itu Aerial atau Underwater Vehicle. Singkat kata untuk sementara, dalam tulisan ini, drone diartikan sebagai wahana tidak berawak.
60 tahun yang lalu CIA menggunakan pesawat terbang U-2 untuk misi spionase dan berhasil ditembak jatuh, karena memasuki wilayah udara kedaulatan Uni Soviet. Sang Pilot berhasil ditawan walau pesawat U-2 memiliki kemampuan terbang hingga 70.000 kaki.
Teknologi mutakhir telah mengubah segalanya. Dan kini misi misi rahasia dan super-rahasia serta misi dengan risiko tinggi tidak lagi menggunakan wahana dengan orang sebagai pengendalinya, karena cukup menggunakan drone saja.
Era ini telah menjadi titik balik dari misi misi khusus terutama berkait dengan Sistem Pertahanan Keamanan Negara atau melekat pada kepentingan National Security yang ternyata cukup dilakukan dengan menggunakan drone dengan lebih efisien.
Abad ini memang tengah memasuki era cyber world dengan ditandai teknologi tinggi antara lain AI atau Artificial Inteligent.
Cyber World telah menjadi domain ke 5 setelah, darat, laut , udara dan ruang angkasa. Tidak seperti ke 4 domain lainnya yang patuh dan taat untuk tetap ajeg berada pada platform nya masing-masing, Cyber World sang domain ke 5 memiliki kemampuan menembus sekat-sekat domain lainnya.
Maka itulah kita saksikan sekarang ini drone yang merajalela di udara, ruang angkasa dan juga di bawah permukaan laut.
Drone telah menjelma sebagai agen andalan dan tangguh dari The Cyber World. Tidak mengherankan apabila penjelasan tentang 2 drone yang ditemukan nelayan baru baru ini pasti tidak akan pernah terbuka dengan jelas.
Pada setiap tahapan dari perkembangan teknologi mutakhir, maka ujung tombaknya selalu menjadi prioritas bagi keperluan dan atau kepentingan bagi penggunaan militer.
Drone dengan segala pernak-perniknya berkembang pesat di saentero jagad. Kemampuan yang di topang dengan pola penggunaan yang praktis, relatif murah, berukuran mini dan multi-guna hampir pasti akan menggantikan banyak peran dari wahana lainnya.
Walau terlihat banyak manfaat bagi pengembangan kreatifitas, hobi dan misi sosial lainnya, akan tetapi drone harus dicermati juga sebagai wahana yang dapat mengancam faktor keselamatan.
Baca juga: Kemenhub Akan Buat Aturan Taxi Drone
Buktinya, baru baru ini sudah ada beberapa drone yang dinilai mengganggu keselamatan penerbangan karena kedapatan terbang di ketinggian yang dekat dengan jalur lintasan pesawat terbang sipil komersial.