Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Depan, Infrastruktur Data Center Berteknologi AI dan Otomasi Jadi Incaran Perusahaan

Kompas.com - 05/01/2021, 12:16 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pertumbuhan pasar data center global diperkirakan akan terus melesat hingga 304,87 juta dollar AS pada 2020-2024. Pertumbuhan tercepat pun terjadi di kawasan Asia Pasifik.

Perusahaan pemeringkat saham dan obligasi asal Amerika Serikat S&P merilis studi yang mengungkapkan bahwa kawasan Asia Pasifik akan mencapai peningkatan pasar data center sekitar 10 persen compound annual growth rate (CAGR) pada 2017-2022.

Perencanaan untuk meningkatkan infrastruktur data center dengan pemanfaatan teknologi artificial intelligence (AI) dan otomasi pun semakin menjadi prioritas banyak perusahaan. Hal tersebut bertujuan untuk mendorong efisiensi operasional dan ketahanan bisnis.

Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Yana Achmad Haikal mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 mendorong perusahaan semakin tertarik pada teknologi prediktif dan kapabilitas jarak jauh untuk data center mereka.

Baca juga: Kantor Pintar Schneider Electric, Pusat Percontohan Teknologi Terbaru di Pengelolaan Energi dan Otomasi

“Pasalnya, teknologi tersebut mampu membantu departemen teknologi informasi (TI) memprediksi gangguan yang tidak direncanakan. Menurut perusahaan analisis Aberdeen Research, gangguan bisnis berpotensi merugikan perusahaan sekitar 260.000 dollar AS per jam, tergantung jenis industrinya,” jelas Yana pada rilis tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (4/1/2021).

Selama bertahun-tahun, AI dan pembelajaran mesin (machine learning) telah mengalami perkembangan signifikan.

Dalam hal data center, algoritma yang telah dibangun untuk otomasi dan pemeliharaan prediktif disempurnakan sehingga memungkinkan departemen TI lebih fokus pada strategi perencanaan dibandingkan mengerjakan tugas yang bersifat rutinitas.

“Algoritma memanfaatkan data historis untuk memprediksi segala gangguan dengan lebih akurat saat pemeliharaan dibutuhkan,” jelas Yana.

Baca juga: Atasi Krisis Iklim, Schneider Kenalkan Empat Produk Baru

Algoritma tidak hanya dapat memberikan peringatan kepada departemen TI mengenai kemungkinan terjadi kegagalan, sistem cerdas ini juga dapat meminimalisasi kemungkinan kegagalan berkat model pemeliharaan prediktif berbasis data.

“Situasi pandemi menyadarkan perusahaan yang masih mengandalkan staf pendukung data center bahwa kondisi yang tak terduga ini menyebabkan ruang gerak mereka menjadi terbatas dan tidak memiliki visibilitas ke dalam operasional data center,” ujar Yana.

Menurut Yana, perusahaan bisa memanfaatkan platform manajemen berbasis cloud generasi terbaru, seperti EcoStruxure IT with Public API. Dengan platform tersebut, staf TI dapat mengelola data center dari jarak jauh dan dengan cara yang jauh lebih aman.

Kemampuan prediktif

Perusahan juga bisa meningkatkan kecerdasan dan otomasi infrastruktur data center agar jadi lebih andal dan efisien, baik dalam hal konsumsi maupun pengelolaan energi.

Berdasarkan data Departemen Energi Amerika Serikat, pemeliharaan prediktif (yang memungkinkan untuk melakukan perbaikan perangkat fasilitas sebelum terjadi kerusakan) dapat menghemat biaya sekitar 8-12 persen dibandingkan pemeliharaan preventif yang secara teratur dijadwalkan.

Selain itu, pemeliharaan prediktif juga lebih hemat 40 persen dibandingkan perawatan reaktif. Perawatan reaktif merupakan sebuah tindakan yang dilakukan tim TI saat peralatan atau sistem sudah terganggu.

Baca juga: Lewat Digital Innovation Summit World Tour 2020, Schneider Electric Dorong Industri Manfaatkan Teknologi

AI dan pembelajaran mesin akan mendukung manajemen infrastruktur data center. Disrupsi teknologi seperti ini akan mengintegrasikan manusia dan mesin dalam mengelola data center digital.

“Seiring dengan kemajuan transformasi digital, kita akan melihat data center berkembang berdasarkan pengalaman dunia nyata dan didorong oleh permintaan akan tingkat profitabilitas yang semakin tinggi dari perusahaan,” kata Yana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com