Pada periode itu, impor kedelai terbesar berasal dari AS sebanyak 1,92 juta ton dengan nilai 762,3 juta dollar AS, Kanada 190.338 ton dengan nilai 77 juta dollar AS.
Kemudian dari Malaysia sebanyak 6.342 ton dengan nilai 3 juta dollar AS, Argentina 633 ton dengan nilai 277.081 dollar AS, dan Perancis sebanyak 120 ton dengan nilai 73.370 dollar AS.
Sebelumnya, Guru Besar Bidang Pangan, Gizi, dan Kesehatan IPB University sekaligus Ketua Forum Tempe Indonesia Made Astawan menyatakan, produktivitas kedelai di Indonesia berkisar setengah dari produktivitas kedelai di AS.
Produktivitas kedelai dalam negeri 1,5-2 ton per hektar, sedangkan produktivitas di AS mencapai 4 ton per hektar. Produksi yang tinggi di AS didukung penyinaran matahari sekitar 16 jam, sementara Indonesia sekitar 14 jam.
Di sisi lain, rata-rata kebutuhan kedelai di Indonesia sebanyak 2,8 juta ton per tahun. Namun, produksi kedelai lokal saat ini hanya berkisar 800.000 ton per tahun.
Menurut dia, lemahnya produktivitas kedelai lokal dikarenakan tidak di dukung oleh industri perbenihan yang kuat, mekanisasi usaha tani berskala besar serta efisien, dan juga lahan khusus kedelai yang luas.
"Ya petani kan rasional. Dari pada menanam kedelai ya lebih baik menanam beras dan jagung. Kecuali ada intervensi khusus dari pemerintah. Nah, itu bisa lain ceritanya," kata Made.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.