Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai Tembus Rp 90.000 Per Kg, Pedagang Minta Ini ke Pemerintah

Kompas.com - 06/01/2021, 12:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mencatat pada periode pergantian tahun 2020/2021 terjadi lonjakan harga pada beberapa komoditas pangan. Salah satunya komoditas cabai.

Semua jenis cabai alami kenaikan harga, tapi tertinggi terjadi pada cabai rawit merah. Harga cabai rawit merah di beberapa pasar di Jakarta menembus Rp 90.000 per kilogram.

Mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) per Selasa (5/1/2021), rata-rata harga cabai rawit di Jakarta sebesar Rp 94.150 per kilogram.

Baca juga: Harga Cabai hingga Daging Sapi Diprediksi Masih akan Naik hingga Awal Januari 2021

Ketua Umum Ikappi Abdullah Mansuri mengatakan, pemerintah perlu melakukan perbaikan tata naiga pangan agar gejolak harga yang tinggi tak lagi terjadi tiap kali pergantian tahun. Sebab kondisi tersebut menyulitkan pedagang maupun masyarakat sebagai konsumen.

"Tahun 2021 itu harus sudah dipetakan, berapa asumsi permintaan publik di periode masa libur. Jadi harusnya pemerintah punya data antara konsumsi dan produksi yang benar-benar valid, kalau datanya ngawur yah sulit dikendalikan tata niaga pangan di negeri ini," ujarnya kepada Kompas.com, dikutip Rabu (6/1/2021).

Menurut dia, Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) harus berkoordinasi dengan baik untuk membuat tata niaga pangan yang tepat. Sehingga bisa menjamin ketersediaan pangan bagi kebutuhan nasional.

Abdullah bilang, mitigasi gejolak harga bisa dilakukan pemerintah dengan mendistribusikan komoditas tersebut dari daerah produsen ke daerah yang tingkat konsumsinya tinggi.

Hal ini perlu dilakukan sedari awal untuk menekan potensi kenaikan harga, bukan hanya saat sudah terjadi kenaikan harga yang tinggi.

"Kalau enggak dikendalikan dari awal, maka jadinya sistem pemadam kebakaran. Giliran sudah ramai di mana-mana, pangan kekurangan dan harga tinggi, baru mereka (pemerintah) turun, itu pemadam kebakaran namanya," ungkap dia.

Terpisah, Ketua Bidang Organisasi DPP Ikappi Muhammad Ainun Najib menambahkan, harga cabai rawit terus melonjak saat pergantian tahun hingga sempat di angka Rp 100.000 per kilogram. Kini bertahan dikisaran Rp 90.000 per kilogram.

Kenaikan ini, lanjutnya, tak sejalan dengan pernyataan Kementan dan Kemendag yang selalu menyebut stok cabai aman untuk kebutuhan nasional.

"Menurut Ikkapi ini (harganya) tidak normal. Kami mendorong agar tata niaga di 2021 bisa dijalani dengan baik," kata dia.

Baca juga: Tutup Tahun, Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp 80.000 Per Kg


Ia bilang, tata niaga harus di konsep dengan baik agar kelangkaan dan kenaikan harga bisa ditekan karena sudah diantisipasi jauh-jauh hari. Perlu adanya pemetaan wilayah yang tepat terkait daerah produsen dan data konsumsi secara kuartalan, bahkan bulanan.

Sebab, setiap tiap tahunnya terjadi siklus yang sama yakni jika panen raya maka harga komoditasnya jatuh sehingga petani merugi, tapi jika pasokan sulit maka harganya naik. Menurut dia, kondisi yang berulang ini harusnya sudah bisa diatasi.

"Tahun 2020 kita sudah mengalami banyak persoalan pangan, walaupun kita tahu bahwa daya beli masyarakat terus menurun karena pandemi Covid-19 tetapi diharapkan tahun 2021 kita lebih siap menghadapi tata niaga pangan, sehingga tidak terjadi lagi gejolak pangan yang selama ini terjadi," ujar Ainun.

Baca juga: Tahun Baru, Harga Cabai di Daerah Ini Melonjak Jadi Rp 70.000 Per Kg

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com