Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Defisit Capai Rp 956,3 Triliun, Sri Mulyani: Situasi Masih Lebih Baik dari Negara Lain

Kompas.com - 06/01/2021, 17:04 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kondisi fiskal Indonesia masih lebih baik bila dibandingkan dengan negara lain di tengah kondisi pandemi.

Sebab, meski angka defisit fiskal mencapai Rp 956,3 triliun atau 6,09 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), angka tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.

"Ini situasi yang kita hadapi, namun Indonesia akan keep up lebih baik dari negarai lain, atau responnya lebih efektif sehinga perekonomian dan masyarakat membaik lagi," jelas Sri Mulyani ketika memberikan paparan APBN KiTa, Rabu (6/1/2021).

Baca juga: Defisit APBN 2020 Tembus Rp 956,3 Triliun

Defisit APBN tahun ini melonjak akibat pemerintah meningkatkan belanja untuk program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) sebesar Rp 695,2 triliun.

Berbagai negara di dunia pun melakukan kebijakan countercyclical serupa, atau meningkatkan defisit anggaran.

Defisit tersebut terjadi lantaran anggaran belanja yang meningkat untuk melindungi masyarakat yang terdampak Covid-19 dan perekonomian yang merosot akibat pandemi.

Menurut Sri Mulyani, negara lain di dunia mengalami defisit yang cukup dalam bahkan mencapai double digit.

"Berbagai negara mencapai double digit, seperti Amerika Serikat sebesar 18,7 persen, Prancis mendekati 11 persen, China mendekati 12 persen, India sampai 13,1 persen defisit fiskalnya," jelas Sri Mulyani.

Sementara untuk negara lain yakni Malaysia defisit fiskal sebesar 6,5 persen dari PDB, Filipina mendekati 10,8 persen, Thailand 5,2 peren, dan Vietnam 6 persen.

Baca juga: Babak Belur APBN 2020: Penerimaan Pajak Anjlok, Pengeluaran Meroket

Dengan kenaikan defisit tersebut, proyeksi utang publik di berbagai negara pun meningkat. Banyak negara yang bahkan rasio utang publiknya mencapai 100 persen dari PDB. Sementara untuk Indonesia sendiri, menurut Sri Mulyani rasio utang publik tercatat sebesar 38 persen dari PDB.

"Untuk Amerika Serikat dan Prancis di atas 100 persen, Jerman dan China serta India di atas 60 persen, Malaysia dan Singapura di atas 100 persen dan berbagai negara lain mayoritas mengalami kenaikan utang publik yang melonjak cukup tajam tahun ini dan tahun depan," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com