Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Persiapan Menjadi Investor Reksa Dana 2021

Kompas.com - 08/01/2021, 10:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Kinerja dari rata-rata reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham berturut-turut pada tahun 2020 dengan menggunakan sumber data dari Infovesta adalah +4,61 persen, +9,00 persen, -0,36 persen, dan -10,29 persen.

Bagaimana dengan tahun 2021 dan seperti apa persiapan bagi masyarakat yang ingin menjadi investor reksa dana di tahun ini?

Kinerja reksa dana cenderung mengikuti kinerja daripada aset dasar yang mendasarinya. Untuk reksa dana saham, biasanya mengacu pada IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), reksa dana pendapatan tetap mengacu ke Indeks Harga Obligasi (biasanya dikeluarkan oleh IBPA atau Infovesta), dan bunga deposito untuk reksa dana pasar uang.

Baca juga: 2021, Emas Masih Jadi Instrumen Investasi yang Menjanjikan

Bagaimana dengan reksa dana campuran? Karena terdiri dari kombinasi saham, obligasi dan deposito, maka tinggal disesuaikan dengan bobot reksa dana pada masing-masing instrumennya. Jika memang lebih condong ke saham, maka cenderung mengikuti kinerja IHSG dan sebaliknya jika lebih condong ke obligasi maka mengikuti kinerja obligasi.

Bunga Deposito – Reksa Dana Pasar Uang

Bunga deposito perbankan biasanya menggunakan 7 Days BI Reverse Repo Rate atau sederhananya dikenal dengan BI Rate sebagai acuan. Saat ini BI Rate ada di level 3,75 persen dan kemungkinan bisa turun sekali lagi hingga 3,5 persen.

Sehubungan dengan ekonomi yang masih dalam masa pemulihan akibat pandemi COVID-19, rasanya kalaupun tidak turun, maka suku bunga akan bertahan rendah dalam jangka waktu 2-3 tahun mendatang.

Jika BI Rate berkisar di 3,5 – 3,75 persen, maka bunga deposito di BUKU (Bank Umum Klasifikasi Usaha) III dan IV juga biasanya ada di kisaran tersebut.

Untuk Bank BUKU I dan II, biasanya menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi. Untuk anda yang masih awam, kategori BUKU berdasarkan permodalan. Semakin besar modal bank, maka semakin tinggi juga BUKU-nya.

Biasanya reksa dana pasar uang menempatkan depositonya mayoritas pada Bank BUKU III dan IV. Ada juga yang melakukan penempatan pada BUKU I dan II, namun biasanya lebih selektif. Hal ini dilakukan untuk mendongkrak kinerja karena mendapatkan suku bunga yang lebih tinggi.

Baca juga: Instrumen Ini Bisa Jadi Alternatif Investasi untuk Dana Darurat

Alternatif lain bagi Manajer Investasi untuk menaikkan kinerja reksa dana pasar uang adalah berinvestasi pada obligasi jangka pendek < 1 tahun. Biasanya imbal hasil obligasi jangka pendek masih bisa di atas 5 persen, namun relatif sulit untuk dicari di pasaran.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com