Sebagai gambaran, sejak November 2013 hingga Februari 2020 harga kedelai hanya Rp 7.500 per kilogram. Itu berarti selama 7 tahun harganya stabil.
Gejolak harga mulai terjadi saat pandemi Covid-19 di Maret 2020, ketika China memborong kedelai AS dan terjadi gangguan pengiriman kapal karena kebijakan lockdown.
Akibatnya, stok atau pasokan kedelai di pasaran terbatas.
Baca juga: Mendag: Lonjakan Harga Kedelai Saat Ini Tertinggi dalam 6 Tahun Terakhir
Apalagi harga kedelai di Bursa Chicago biasanya 9 dollar AS oer gantang menjadi 13 dollar AS per gantang (1 ton=36 gantang).
Dampaknya, harga kedelai di Indonesia pun merangsek dari Rp 8.000-an per kilogram ke Rp 9.000-an per kilogram pada saat ini.
Ketua Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta Sutaryo menambahkan, selain saat ini, gejolak harga kedelai impor telah terjadi berulang di 2008 dan 2013.
Pada 2008, harga kedelai dari RP 3.300 per kilogram jadi Rp 6.000 per kilogram.
Masalahnya sama, soal tidak adanya ketahanan pangan. Di sisi lain, pasar dunia mementingkan pergerakan dari pasokan dan permintaan.
"Jadi Amerika senang kedelainya diborong oleh China. Kebutuhan kedelai China sekitar 90 juta ton per tahun, sedangkan Indonesia 2,6 juta ton setahun,” ujar Sutaryo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.