JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM mencatat, pada 2020 Indonesia masih mengimpor listrik dari Malaysia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Sebagian listrik yang dikonsumsi dalam negeri itu di antaranya datang dari luar negeri," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana dalam konferensi pers, Rabu (13/1/2021).
Sepanjang tahun lalu, rasio impor listrik nasional mencapai 0,54 persen atau 100 persen dari target yang telah ditentukan.
Baca juga: Dipastikan Tak Naik Awal Tahun 2021, Berapa Tarif Listrik PLN Saat Ini?
"Itu kalau diperkirakan mega watt (MW) sekitar 100 sampai 120 MW," ujarnya.
Lebih lanjut Rida menjelaskan, impor tersebut merupakan bagian dari kerja sama bilateral pemerintah dengan Negeri Jiran, yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) dengan Sarawak Energy atau SESCO.
Kerja sama tersebut terdiri dari beberapa fase. Pada tahap pertama Indonesia diharuskan untuk melakukan impor listrik terlebih dahulu.
Baca juga: Token Listrik Gratis PLN Diperpanjang Sampai Maret 2021, Berikut Cara Klaimnya
Rida menyebutkan, listrik impor tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sistem kelistrikan Kalimantan Barat.
Dia berharap, pembangkit listrik di sekitar Kalimantan Barat dapat segera selesai, sehingga Indonesia dapat mulai mengekspor listrik ke Malaysia.
"Kita akan membalikkan situasi, mengekspor listrik dari Indonesia ke Malaysia dengan jalur yang sama," ucapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.