JAKARTA, KOMPAS.com -Salah satu memulai usaha adalah dengan melakukan franchice alias waralaba.
Ketua Asosiasi Lisensi Indonesia (Asensi) Susanty Widjaya mengatakan, membuka bisnis franchise tergolong cukup mudah dan sederhana ketimbang membuka usaha yang dimulai dari nol.
Salah satu bagian bisnis lisensi ini biasanya sudah mempunyai konsep marketing yang terbukti dan teruji. Sehingga dalam proses pengelolaannya tinggal mengikuti aturan yang diberikan oleh pihak pemberi waralaba (pewaralaba) alias franchisor. Apalagi, didukung dengan adanya pelatihan awal maupun pelatihan yang berkesinambungan.
"Jadi cukup mudah dan simpel. Sudah ada SOP yang diberikan, bukan habis dibeli dan dibayar langsung main tinggal saja," ujar Susanty yang juga Ketua Pengembangan Resto Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/1/2021).
Baca juga: Intip Cara Waralaba Ayam Goreng Taiwan Bertahan di Tengah Pandemi
Meski demikian, dia mengingatkan bahwa dalam menjalankan bisnis waralaba ini tetap dibutuhkan perhatian yang ekstra. Karena ketika konsep bisnis tidak dijalankan dengan konsisten dan tidak sesuai dengan SOP, maka hasilnya pun tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Wanita yang dinobatkan sebagai The Most Inspiring Franchise Leader oleh Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) ini pun membeberkan beberapa hal yang harus diperhatikan saat terjun ke bisnis waralaba.
1. Harus diiringi dengan passion.
Menurut Susanty, saat seseorang melakukan sesuatu tidak berdasarkan passion, maka yang bersangkutan bisa edngan mudah merasa bosan.
"Jadi ketika mereka sudah memiliki passion di bidang yang diminatinya akan terasa berbeda ketika enggak punya passion," ucapnya.
2. Pemilihan brand atau merek.
Susanty menyarankan untuk memilih merek waralaba yang benar-benar sudah teruji dan bukan hanya booming sesaat saja.
"Ini harus garis bawahi bahwa Franchise adalah konsep marketing yang sudah terbukti hasilnya, kalau yang masih baru atau yang sedang trending sesaat, itu bukan franchise tapi lisensi. Dipastikan juga brand atau merek yang kita jual, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) sudah didaftarkan," jelasnya.
3. Perhatikan modal atau total investasi yang diperlukan dan yang dimiliki.
Baca juga: Geliat Bisnis Tanaman Hias, Omzet Bisa Rp 40 Juta Sebulan
4. Perhatikan outlet percontohan atau yang sering disebut sebagai pilot outlet.
Peminat waralaba disarankan untuk melihat terlebih dahulu outlet percontohan. Dengan demikian calon pembeli waralaba bisa memiliki gambaran apakah bisnis tersebut menguntungkan atau tidak.