BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Visa

Hadapi Pandemi, Pelaku UMKM Perlu Cermat Baca Situasi

Kompas.com - 15/01/2021, 09:04 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku interaksi sosial saat ini. Masyarakat dituntut untuk beradaptasi ke dalam pola hidup yang baru atau biasa disebut dengan new normal.

Perubahan tersebut dijalankan agar masyarakat tetap dapat beraktivitas di tengah pandemi. Caranya, dengan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.

Penerapan new normal sendiri penting bagi sektor ekonomi. Pasalnya, di awal pandemi, banyak bidang usaha harus mati suri atau bahkan gulung tikar, terutama usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Diberitakan Kompas.com, Minggu (28/7/2020), sekitar 30 juta pelaku UMKM terpaksa harus menutup usahanya untuk sementara waktu karena pandemi Covid-19.

Karena itu, perlu ada usaha adaptif untuk mempertahankan bisnis di masa sulit. Di antaranya memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi, memperluas jangkauan dengan bergabung ke berbagai platform e-commerce, dan menerapkan sistem pembayaran nontunai atau digital.

Khusus yang disebutkan terakhir, sistem pembayaran nontunai tidak hanya menawarkan kepraktisan dalam tiap transaksi, tetapi juga aman karena minim kontak fisik (contactless).

Adapun langkah-langkah adaptif dengan memanfaatkan teknologi digital tersebut terbukti mampu membantu UMKM dalam memitigasi dampak Covid-19.

Riset Mandiri Institute yang dimuat Kompas.com, Jumat (23/10/2020), menemukan bahwa sebanyak 9 persen dari UMKM dengan akses digital melaporkan adanya kenaikan omzet usaha. Angka ini lebih tinggi dibandingkan UMKM tanpa akses digital yang hanya 4 persen.

Melihat fakta tersebut, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman turut angkat bicara.

Menurutnya, pandemi Covid-19 telah mengakselerasi perdagangan digital dan mendorong UMKM ke ranah online.

Ia menambahkan, UMKM harus memiliki ketahanan dan kemampuan beradaptasi dengan cepat. Sudah sepatutnya, pelaku UMKM melakukan transformasi ke bisnis online seiring perdagangan digital yang kian berkembang.

Karena itu, lanjut Riko, Visa akan terus mendukung UMKM sebagai upaya memulihkan perekonomian nasional.

“Visa sebagai bagian dari bisnis global, terus berkomitmen mendukung UMKM di negara-negara kami berada. Kami berfokus untuk ikut menjaga UMKM sebagai bagian yang sangat penting dalam pemulihan ekonomi. Salah satunya melalui kampanye #VisaDukungUMKM bersama mitra-mitra kami di Indonesia,” ujar Riko dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (11/1/2021).

Adapun salah satu implementasi program #VisaDukungUMKM adalah menjalin kerja sama dengan platform e-commerce, seperti Shopee, Blibli, Bukalapak, dan Tokopedia.

Lewat kerja sama itu, Visa memberi fasilitas khusus bagi para seller dan konsumen pengguna Visa, serta mitra aplikasi, seperti Gojek, Grab, dan DANA.

Selain bekerja sama dengan platform e-commerce, Visa juga menggandeng Gojek secara khusus untuk melakukan kampanye sosial bertajuk “UMKM Bisa!”.

Kampanye tersebut bertujuan untuk memberi akses pengetahuan bisnis dan online tools yang diharapkan dapat membantu ratusan ribu UMKM dalam ekosistem Gojek. Dengan begitu, pelaku usaha bisa bertahan dan tetap tumbuh di masa mendatang.

Solusi komprehensif

Di era digitalisasi, Riko kembali mengatakan, operasional bisnis dan cash flow harus dikelola secara efektif dan tepat. Oleh sebab itu, Visa juga menyediakan solusi komprehensif bagi UMKM dalam bermigrasi ke bisnis online.

“Visa menawarkan berbagai macam solusi, dari kartu komersial hingga layanan Business Payments Solution Provider (BPSP) dalam menjembatani proses pembayaran antara UMKM dan pemasok mereka,” tambahnya.

Hanya saja, lanjut Riko, pelaku UMKM kadang salah paham menganggap kartu debit atau kredit komersial hanyalah sebuah alat pembayaran.

Padahal, kartu komersial seperti Visa mampu memberikan aspek pengawasan dan kontrol yang lebih baik terhadap manajemen modal kerja sebuah bisnis.

Kartu komersial, kata Riko, memungkinkan UMKM untuk mengefisienkan proses pembayaran sambil menikmati beragam penawaran, seperti cashback.

“Lebih penting lagi, kartu Visa dapat memberikan kredit hingga 55 hari tanpa bunga (disesuaikan dengan penawaran dari bank penerbit kartu komersial tersebut) untuk membantu meningkatkan arus kas UMKM,” jelas Riko.

Tidak hanya itu, kartu komersial Visa juga memiliki keistimewaan lainnya. Kartu komersial ini  tidak sekadar berfungsi sebagai alat pembayaran.

Bagi pelaku UMKM yang ingin memiliki alat atau platform penunjang untuk mengelola bisnis, kartu komersial Visa juga bisa digunakan untuk berlangganan platform produktivitas G Suite, Microsoft Office, platform akuntansi berbasis cloud Sage, dan platform e-commerce Shopify dengan penawaran harga spesial.

Penawaran khusus tersebut juga berlaku untuk mengikuti sesi kursus LinkedIn Learning dan HBR Ascend yang merupakan pendamping pembelajaran digital dengan fokus terhadap pengembangan softskill.

Selain itu, pelaku UMKM juga dapat memasang iklan daring di Google Ads yang mampu mengidentifikasi dan menjaring pelanggan baru secara online.

“Sungguh suatu kehormatan bagi Visa Indonesia dapat turut memperkuat fondasi UMKM kita dengan menghubungkan mereka pada pengetahuan dan teknologi yang tepat. Dengan begitu, bisnis mereka dapat bertahan dan bertumbuh ke fase berikutnya,” kata Riko.


Terkini Lainnya

Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Spend Smart
Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Whats New
Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Whats New
IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Whats New
Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Whats New
Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Whats New
Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Whats New
Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Whats New
Ini 4 Perusahaan Terindikasi 'Fraud' Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Ini 4 Perusahaan Terindikasi "Fraud" Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Whats New
[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan 'Fraud' 4 Debitor LPEI

[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan "Fraud" 4 Debitor LPEI

Whats New
Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Whats New
Anggota DPR Minta Gedung Parlemen di IKN Dibangun Paling Akhir, Ini Kata OIKN

Anggota DPR Minta Gedung Parlemen di IKN Dibangun Paling Akhir, Ini Kata OIKN

Whats New
Jokowi Mau Impor Beras Lagi, Kali Ini dari Kamboja

Jokowi Mau Impor Beras Lagi, Kali Ini dari Kamboja

Whats New
komentar di artikel lainnya
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com