Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag: RI Siap Bantu Uni Eropa Kembangkan Industri Besi dan Baja

Kompas.com - 15/01/2021, 16:45 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menilai, langkah Uni Eropa untuk melanjutkan gugatannya terkait larangan ekspor bijih nikel Indonesia ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) disebabkan rendahnya daya saing industri besi dan baja kawasan tersebut.

Pernyataan tersebut dilontarkan Lutfi, dengan melihat rendahnya kuantitas impor bijih nikel Uni Eropa. Padahal komoditas tersebut merupakan bahan baku utama untuk membuat baja tahan karat atau stainless steel.

"Tuntutan mereka untuk nikel untuk membela dan membantu kepentingan nasional dan membantu produk-produk menurut hemat dan hijau. Kita produk inferior," katanya dalam konferensi pers virtual, Jumat (15/1/2021).

Baca juga: RI Siap Hadapi Gugatan Uni Eropa soal Larangan Ekspor Nikel

Pada saat bersamaan Uni Eropa mengklaim, larangan ekspor bijih nikel membuat industri baja stainless steel Indonesia menjadi produsen terbesar kedua dunia setelah China.

"Kami tidak keberatan (dengan gugatan) dan berkomitmen untuk juga menjunjung tinggi proses sengketa tersebut," ujarnya.

Selain melanjutkan proses sengketa, Lutfi juga berencana melakukan pendekatan lain dengan cara membantu mengembangkan industri besi dan baja Uni Eropa.

Beberapa langkah sudah disiapkan, seperti hal nya membantu Uni Eropa menyelesaikan perjanjian-perjanjian dagang yang dapat mendongkrak industri besi dan baja kawasan tersebut.

Pasalnya, kerja sama dan kolaborasi disebut Lutfi sebagai salah satu langkah penting bagi suatu negara atau organisasi untuk meningkatkan kualitas produknya.

Baca juga: Sri Mulyani Perpanjang Insentif Pajak, Ini Rinciannya

"Saya ingatkan ke Uni Eropa sebenarnya persaingan oke tapi ini era kolaborasi," katanya.

Bukan hanya itu, Lutfi pun mengaku tidak keberatan untuk mengirimkan para ahli yang berkaitan dengan pengembangan industri hasil olahan nikel itu ke Uni Eropa agar dapat membantu meningkatkan kualitasnya.

"Kami menyayangkan Uni Eropa pergi ke proses sengketa, sebenarnya kita bisa bicarakan dan bisa mengirim ahli-ahli Indonesia untuk menciptakan nilai tambah di Uni Eropa," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com