JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksi kredit perbankan akan menggeliat pada tahun 2021, setelah terkontraksi di tahun 2020 akibat pandemi Covid-19.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan, kredit bank mampu tumbuh pada kisaran 7,5 persen plus minus 1 persen secara tahunan (year on year/yoy) di tahun 2021.
"Di tahun 2021 kredit perbankan diperkirakan tumbuh pada kisaran 7,5 plus minus 1 persen (yoy), sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB)," kata Wimboh dalam dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2020 secara virtual, Jumat (15/1/2021).
Baca juga: OJK Proyeksi Ekonomi Kuartal IV Minus hingga 2 Persen
Wimboh menuturkan, kredit melesat pada 2021 ditopang oleh kebijakan strategis yang akan dilakukan dan didukung dengan sinergi kebijakan antara Pemerintah, Bank Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya.
Adapun pada 2020, kredit perbankan terkontraksi -2,41 persen secara tahunan (year on year/yoy). Namun, kredit di bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih mampu tumbuh 0,63 persen, BPD 5,22 persen, dan bank syariah tumbuh 9,5 persen.
Wimboh bilang, kontraksi kredit itu terjadi karena korporasi belum beroperasi secara normal akibat pandemi Covid-19 sejak Maret 2020.
"Sehingga kredit modal kerja yang dipinjam dari bank diturunkan. Mudah-mudahan ini temporary, sehingga saat pulih kredit ikut pulih," ungkapnya.
Baca juga: Relaksasi dari BI Ampuh Tekan NPL Kartu Kredit
Sejalan dengan kredit perbankan, piutang industri perusahaan pembiayaan diperkirakan juga akan menunjukkan pertumbuhan positif di tahun 2021 seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat yang kembali pulih di kisaran 4 plus minus 1 persen (yoy).
Selain kredit, pihaknya juga memproyeksi Dana Pihak Ketiga akan tumbuh solid di rentang 11 persen plus minus 1 persen (yoy).
Penghimpunan dana di pasar modal tahun 2021 pun diperkirakan akan meningkat seperti sebelum pandemi. Proyeksinya di kisaran Rp 150 triliun sampai dengan Rp 180 triliun.
"Penghimpunan dana didukung akan maraknya penerbitan surat utang sebagai implikasi dari likuiditas global yang masih memadai dan berlanjutnya tren suku bunga rendah," pungkasnya.
Baca juga: Mobil Asal Indonesia Kena Safeguard Filipina, Pemerintah Layangkan Keberatan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.