Hilangnya momentum konsumsi masyarakat
Adrian mengemukakan, konsumsi rumah tangga kehilangan momentum pada kuartal IV 2020, meski di kuartal III 2020 sempat terbantu oleh injeksi bantuan sosial.
Rerata kontraksi indeks perdagangan ritel di kuartal IV 2020 bahkan lebih buruk dibanding kuartal III 2020.
Sementara terkait angka kemiskinan, pihaknya masih menunggu survei dan data kemiskinan resmi dari lembaga terkait. Namun secara dinamika di lapangan, ada indikasi cukup kuat bahwa angka kemiskinan naik tajam.
"Turunnya momentum konsumsi rumah tangga juga dipengaruhi oleh hilangnya lapangan pekerjaan di banyak sektor. Sebagai akibatnya, kontraksi dalam tingkat konsumsi masyarakat terus berlanjut di kuartal IV 2020," papar dia.
Kemudian, investasi masih terkontraksi. Di sisi permintaan, data penjualan mobil, motor, mesin, dan aktivitas konstruksi di kuartal IV 2020 masih jauh di bawah tingkat penjualan di kuartal IV 2019.
Stok inventori memang terlihat mulai naik di kuartal IV 2020, nampak dalam angka impor mesin dan bahan baku. Namun observasi lapangan mengindikasikan, kenaikan inventori lebih disebabkan oleh kebutuhan mengisi ulang stok barang dan bahan bakunya yang telah menipis.
"Secara keseluruhan, tahun 2020 masih menyisakan banyak pekerjaan rumah yang kesemuanya berimplikasi pada (a) kinerja ekonomi di tahun 2021 dan 2022, serta (b) kebijakan antisipasi lanjutan yang perlu dirumuskan," pungkasnya.
Baca juga: Tagihan Listrik Bengkak hingga Rp 68 Juta akibat Meteran Dipasangi Kawat Jumper, Kok Bisa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.