Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2021 Akan Lebih Rendah dari Tahun lalu

Kompas.com - 19/01/2021, 18:37 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 akan lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pada 2020, kinerja perekonomian di kuartal I sudah cukup lesu, meski pandemi baru benar-benar masuk ke Indonesia pada 2 Maret 2020. Pada kuartal I tahun lalu, pertumbuhan ekonomi tercatat hanya 2,97 persen. Angka tersebut lebih rendah dari rata-rata historis kinerja pertumbuhan ekonomi RI yang di kisaran 5 persen.

"Kuartal I akan lebih rendah dari tahun kemarin, karena tahun kemarin masih tumbuh 2,97 persen, tahun ini diperkirakan meski lebih baik, tapi dibanding kuartal I tahun lalu masih lebih rendah," ujar Airlangga dalam acara CEO Forum After Lunch Discussion secara virtual yang digelar Harian Kompas, Selasa (19/1/2021).

Baca juga: Ekonomi RI Kuartal IV-2020 Diproyeksi Minus 2,9 Persen, Ini Penyebabnya

Meski belum sepenuhnya pulih di kuartal I, Airlangga tetap optimistis kinerja perekonomian sepanjang 2021 bisa tumbuh terjaga di kisaran 4,5 persen hingga 5,5 persen.

Airlangga mengatakan, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional salah satunya adalah mendorong daya beli masyarakat.

Sebab pada situasi normal, konsumsi berkontribusi terhadap 50 persen hingga 57 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

"Kemudian mendorong agar belanja meningkat, diketahui, sekarang DPK meningkat di perbankan, lebih banyak orang menabung daripada mengeluarkan untuk belanja," ujar Airlangga.

Selain itu juga melanjutkan program-program bantuan sosial seperti Kartu Sembako, Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan tunai, hingga subsidi listrik.

Faktor lain yang baka mempercepat proses pemulihan dan mendorong pertumbuhan yakni vaksinasi, penyusunan daftar prioritas investasi, hingga mulai beroperasinya sovereign wealth fund atau lembaga pengelola investasi tahun ini.

"Modal awal (SWF) Rp 75 triliun, di mana Rp 15 triliun sudah disetorkan pemerintah, sisanya imbreng saham, BMN, dan tentu diharapkan bisa mengundang investor negara lain dan SWF ini instrumen investasi ketiga sesudah pasar modal, investasi langsung di BKPM, dan pembiayaan utang," kata dia.

Baca juga: Ekonomi RI Diproyeksi Melejit 3,9 Persen di 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com