CHICAGO, KOMPAS.com - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Selasa (19/1/2021) waktu setempat (Rabu pagi WIB), memperpanjang keuntungan untuk hari kedua berturut-turut.
Kenaikan logam mulia ini seiring dengan melemahnya mata uang dollar AS terhadap mata uang utama dunia lainnya.
Prospek lebih banyak stimulus dari pemerintahan baru Presiden Joe Biden mendukung daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi, namun di sisi lain menurunkan nilai tukar mata uang.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, naik 10,3 dollar AS atau 0,56 persen ditutup pada 1.840,20 dollar AS per ounce.
Baca juga: Merasa Tidak Bersalah, Antam Bakal Lawan Balik Gugatan 1,1 Ton Emas
Sehari sebelumnya, Senin (18/1/2021), emas berjangka terangkat 6,90 dollar AS atau 0,38 persen menjadi 1.836,80 dollar AS.
Nilai dollar AS harus ditentukan oleh pasar, kata Janet Yellen, calon untuk Menteri Keuangan kabinet Presiden AS terpilih AS Joe Biden, kepada anggota Senat pada sidang pengesahannya, Selasa (19/1/2021).
Yellen juga menegaskan kembali komitmennya untuk melakukan tindakan bantuan dan menggarisbawahi kedalaman krisis ekonomi.
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang yang dapat dihasilkan dari stimulus yang meluas.
"Dollar akan didorong oleh kekuatan pasar dan untuk saat ini, kekuatan pasar mengarah ke dollar yang lebih rendah," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.
Indeks dollar AS tergelincir dari level tertinggi empat minggu di sesi terakhir, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
"Selama kami mendapatkan momentum ini (dalam ekuitas) pada aspek positif, itu membuat harga emas diperdagangkan relatif dalam kisaran tertentu," kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.
Menurut dia, adanya kemungkinan lebih banyak stimulus sangat positif untuk emas.
Baca juga: PN Surabaya Minta PT Antam Bayar 1,1 Ton Emas kepada Budi Said, Begini Duduk Perkaranya
Direktur penasihat AirGuide Michael Langford, menambahkan, "Anggota-anggota bank sentral global menyadari bahwa meskipun pasar ekuitas berjalan baik, ekonomi yang mendasarinya masih sangat lemah dan langkah-langkah stimulus diperlukan."
Investor juga menunggu pelantikan Biden pada Rabu waktu setempat, di tengah langkah-langkah keamanan yang telah ditingkatkan setelah kerusuhan 6 Januari di Capitol AS.
Adapun logam mulia lainnya, seperti perak untuk pengiriman Maret naik 45,4 sen atau 1,83 persen menjadi 25,32 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April bertambah 2,1 dollar AS atau 0,19 persen ditutup pada 1.092 dollar AS per ounce.
Baca juga: Naik Rp 8.000, Ini Daftar Rincian Harga Emas Antam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.