Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Minta Pemerintah Maksimalkan Pemanfaatan Pasar Global

Kompas.com - 20/01/2021, 13:04 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku usaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) meminta pemerintah memanfaatkan pasar global.

Wakil Ketua Umum Kadin Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, pasar global bisa dimaksimalkan dengan memanfaatkan perjanjian dagang dengan negara lain, seperti RCEP, IA-CEPA, dan IK-CEPA.

Shinta bilang, perjanjian yang sudah ditandatangani itu merupakan kesempatan emas bagi RI untuk memaksimalkan ekspor sebesar 67 persen tahun ini guna mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Baca juga: Cerdas Investasi Saham agar Tak Buntung, Jangan Pakai "Uang Panas"

"Dengan adanya RCEP dan perjanjian lainnya seperti IA-CEPA, IK-CEPA, Indonesia seharusnya bisa meningkatkan ekspor secara lebih objektif dan tinggi tahun ini," kata Shinta dalam diskusi publik Katadata Stimulus Covid-19 dan RCEP, Rabu (20/1/2020).

Hingga saat ini, perjanjian perdagangan internasional yang sudah diteken Indonesia belum bisa memberikan kontribusi besar terhadap PDB.

Berdasarkan data Bank Dunia, kontribusi perdagangan internasional terhadap PDB masih jauh di bawah negara-negara ASEAN.

Rata-rata negara dunia memiliki rasio perdagangan internasional terhadap PDB sebesar 60,27 persen tahun 2019. Namun Indonesia tidak pernah lebih dari 50 persen dalam 10 terakhir. Pada 2019 saja, hanya mencapai 37,3 persen

"Ini tidak hanya masalah kinerja perdagangan Indonesia yang jauh di bawah ASEAN, tapi Indonesia belum bisa memaksimalkan manfaat pasar global sebagai driver pertumbuhan ekonomi nasional," ungkap Shinta.

Padahal meski bukan kontribusi PDB terbesar, ekspor kerapmenciptakan tingkat pertumbuhan tertinggi dalam kondisi normal.

Bahkan rata-rata pertumbuhan ekspor sebelum pandemi cenderung lebih tinggi daripada pertumbuhan konsumsi domestik dan investasi, yang merupakan dua penopang PDB terbesar.

Saat pandemi pun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor menjadi penopang pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tahun 2020 sebesar 12,14 persen bersama belanja pemerintah.

Nilainya lebih tinggi dari konsumsi rumah tangga sebesar 4,7 persen dan investasi sebesar 8,45 persen.

"Kondisi ini membuat perdagangan internasional menjadi driver pertumbuhan ekonomi menjanjikan untuk pemulihan ekonomi Indonesia di 2021," pungkas Shinta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Turun Hampir 1 Persen, GOTO, PTRO, dan BREN Jadi Biang Kerok

IHSG Ditutup Turun Hampir 1 Persen, GOTO, PTRO, dan BREN Jadi Biang Kerok

Whats New
Jaga Ketahanan Pangan, Kementan Percepat Penanaman Padi di Kabupaten Bogor

Jaga Ketahanan Pangan, Kementan Percepat Penanaman Padi di Kabupaten Bogor

Whats New
Jadwal MRT dan LRT Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024

Jadwal MRT dan LRT Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024

Whats New
TikTok Shop Buka Lagi, Mendag: Toko Harus di Luar Aplikasi TikTok

TikTok Shop Buka Lagi, Mendag: Toko Harus di Luar Aplikasi TikTok

Whats New
Pergerakan Masyarakat di Jabodetabek Selama Nataru Diprediksi Hampir 15 Juta Orang

Pergerakan Masyarakat di Jabodetabek Selama Nataru Diprediksi Hampir 15 Juta Orang

Whats New
Badan Supervisi Mau Dibawa Kemana?

Badan Supervisi Mau Dibawa Kemana?

Whats New
Ingat, Diskon Tiket Kereta Promo 12.12 Bisa Dibeli Mulai Besok

Ingat, Diskon Tiket Kereta Promo 12.12 Bisa Dibeli Mulai Besok

Whats New
Kata Menhub soal Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Kata Menhub soal Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Whats New
Ganjar Sebut IKN Tak Harus Andalkan Investor, Pengamat: Kalau Saling Menunggu, Ya Tidak Jadi Dibangun...

Ganjar Sebut IKN Tak Harus Andalkan Investor, Pengamat: Kalau Saling Menunggu, Ya Tidak Jadi Dibangun...

Whats New
Di Hadapan Pengusaha, Anies Baswedan: BUMN Tidak Boleh Mematikan Swasta...

Di Hadapan Pengusaha, Anies Baswedan: BUMN Tidak Boleh Mematikan Swasta...

Whats New
Dipicu Diskon, Penjualan Eceran Meningkat hingga November 2023

Dipicu Diskon, Penjualan Eceran Meningkat hingga November 2023

Whats New
TikTok Shop “Come Back”, Pelanggan Sudah Bisa Belanja 12.12

TikTok Shop “Come Back”, Pelanggan Sudah Bisa Belanja 12.12

Whats New
Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Whats New
Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Whats New
TikTok Shop Buka Lagi, Manajemen Surati Mantan 'Seller' untuk Kembali Berjualan

TikTok Shop Buka Lagi, Manajemen Surati Mantan "Seller" untuk Kembali Berjualan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com