Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Batu Bara, Ini Deretan Tambang Besar Lainnya di Kalsel

Kompas.com - 20/01/2021, 13:05 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kalimantan Selatan atau Kalsel dikenal sebagai salah satu provinsi di Indonesia dengan produksi batu bara paling besar. Saat booming batu bara, produksi batu bara Kalsel sempat mencapai 162 juta ton.

Dikutip dari data Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada Rabu (20/1/2021), Kalsel sebenarnya memiliki banyak kekayaan tambang lain di luar batu bara.

Emas contohnya. Pemprov Kalsel menyebut, terdapat kandungan emas yang sangat melimpah di wilayahnya yang tersebar di Kabupaten Tanah Bumbu sebesar 11.250 ton, Kotabaru sebesar 25.289 ton dan Hulu Sungai Tengah sebesar 67.500 ton.

Bijih besi yang bisa ditambang di Kalsel juga terbilang besar. Potensi tambang bijih besi di Kalimantan Selatan terdapat di Kabupaten Tanah Laut sebesar 185.667 ton.

Baca juga: Kalsel, Provinsi dengan Kekayaan Batu Bara yang Melimpah Ruah

Lalu Tanah Bumbu sebesar 593.800.000 ton, Kotabaru sebesar 510.633.000 ton, Tapin sebesar 625.000 ton, dan Balangan sebesar 5.062.900 ton. Di Kalsel, saat ini sudah berdiri sejumlah pabrik smelter (pengolahan bijih besi menjadi besi spons).

Salah satunya proyek smelter berkapasitas 315.000 ton per tahun tahun yang digarap oleh dua BUMN, PT Aneka Tambang Tbk bersama PT Krakatau Steel Tbk dengan membentuk perusahaan patungan yang diberi nama PT Meratus Jaya Iron & Steel di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu.

Selain itu, terdapat 2 perusahaan lagi yang menggarap proyek smelter, yaitu PT Sebuku Iron Lateritic Ore (kapasitas 1 juta ton per tahun) di Pulau Sebuku, Kabupaten Kotabaru.

Lalu ada PT Delta Prima Steel (kapasitas 100.000 ton per tahun) yang berlokasi di Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut.

Baca juga: Daftar 5 Perusahaan Besar Tambang Batu Bara di Kalsel

Dinas Pertambangan Kalsel juga mencatat hasil minyak bumi yang cukup besar, meski produksi jauh lebih kecil dari tetangganya, Kalimantan Timur.

Minyak bumi di Kalsel ini dieksplorasi dan dieksploitasi oleh PT Pertamina Unit Bisnis, Eksplorasi dan Produksi (UBEP) Tanjung dengan wilayah pengerjaan seperti Tanjung Raya, Murung Pudak, dan Warukin Tengah.

Lalu Warukin Selatan, Tapian Timur, Tanta dan Kambitin. Kapasitas produksi rata-rata 4.000-4.500 barel per hari.

Kekayaan intan

Sudah sejak lama Kalsel, khususnya Martapura dikenal sebagai penghasil intan terbesar di Indonesia. Pendulangan intan merupakan salah satu mata pencaharian turun temurun, khususnya di Banjar Baru.

Baca juga: Daftar 5 Perusahaan Penguasa Perkebunan Kelapa Sawit di Kalsel

Masih dikutip dari DPMPTSP Kalsel, para pendulang biasanya berkelompok-kelompok menggali lubang pada kedalaman sekitar 10-12 meter dengan menggunakan peralatan tradisional dan metode lama.

Bahan galian tersebut selanjutnya dicuci untuk mencari sebutir intan, terkadang pendulang menemukan pula batu akik dan pasir emas.

Intan yang ditemukan kemudian dibawa ke Martapura untuk dibersihkan dan digosok. Di jantung Kota Martapura, banyak ditemukan rumah-rumah tempat penggosokan intan baik secara tradisional maupun modern.

Intan-intan tersebut digosok hingga menghasilkan bentuk yang beraneka macam dan kemudian dijadikan cincin, gelang, kalung, bros dan anting.

Beberapa hasil tambang lain di Kalsel yang cukup dominan antara lain pertambangan mineral kromit, marmer, batu gamping, pasir kuarsa, dan kaolin.

Baca juga: Ini 7 Konglomerat Pemilik Bank-bank Besar di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com