Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Tenaga Kerja Sektor Manufaktur Turun Tajam akibat Pandemi

Kompas.com - 20/01/2021, 18:07 WIB
Ade Miranti Karunia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal menyebutkan bahwa pelaku industri manufaktur paling banyak mengurangi pekerjanya selama pandemi virus corona (Covid-19).

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), lanjut Faisal, terdapat 1,8 juta tenaga kerja di industri manufaktur yang terdampak.

"Kalau kita melihat secara sektoral ternyata penurunan jumlah tenaga kerja di industri manufaktur itu turun sangat tajam dibandingkan sektor-sektor yang lain," ujarnya dalam webinar virtual, Rabu (20/1/2021).

Baca juga: Jumlah Pelanggan Melonjak di Tengah Pandemi, Netflix Raup Pendapatan Rp 350 Triliun

"Kalau kita bisa lihat perbandingan sebelum pandemi di Agustus 2019 yang dikeluarkan BPS dengan Agustus 2020, ketika kita sudah mengalami resesi, ini ada terjadi pengurangan 1,8 juta orang selama satu periode," sambungnya.

Sementara, sektor pertanian dan perdagangan paling banyak menyerap tenaga kerja selama satu periode di bulan Agustus 2019 hingga ke Agustus 2020 (year on year/yoy).

Faisal menyebut perusahaan yang paling banyak memberhentikan pekerjanya dalam waktu singkat akibat adanya pandemi terjadi di industri pengolahan.

Baca juga: Tingkatkan Ekspor, Indonesia Perlu Manfaatkan China

BPS sebelumnya melaporkan jumlah pengangguran periode Agustus 2020 mengalami peningkatan sebanyak 2,67 juta orang. Dengan demikian, jumlah angkatan kerja di Indonesia yang menganggur menjadi sebesar 9,77 juta orang.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan pandemi covid membuat tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia mengalami kenaikan dari 5,23 persen menjadi 7,07 persen.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com