Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singgung Impor Bawang Putih hingga Kedelai, Jokowi: Subsitusi Harus Diselesaikan

Kompas.com - 21/01/2021, 12:30 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo kembali menyinggung besarnya nilai impor beberapa komoditas pangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Padahal, menurut dia, industri pangan merupakan salah satu industri yang akan tumbuh dan bertahan di tengah kondisi pandemi.

Selain industri pangan, sektor lain yang masih akan bertahan yakni farmasi dan rumah sakit, teknologi, jasa keuangan, dan pendidikan.

Baca juga: Jamin Stok Daging Sapi Aman, Mentan: Tidak Usah Khawatir Kekurangan...

"Kalau ada yang bertanya industri apa yang akan bertahan dalam kondisi Covid-19? Kalau kita lihat saya melihat dan ini perlu terus dikembangan, satu pangan, kedua farmasi dan rumah sakit, ketiga teknologi, jasa keuangan, dan pendidikan," jelas Jokowi dalam acara Kompas CEO Forum yang diadakan secara virtual, Kamis (21/1/2021).

"Pangan saya garis bawahi, tentang komoditas barang-barang kita yang masih impor," ujar dia.

Ia pun memaparkan, bahkan pada beberapa komoditas, volume impor mencapai jutaan ton.

Misalnya saja untuk gula, bawang putih, hingga kedelai yang belakangan juga menjadi sorotan di masyarakat lantaran harga yang sempat melejit akibat ketersediaan di dalam negeri mengalami kekurangan.

"Subsitusi impor ini harus segera diselesaikan. Urusan impor ini gula jutaan, padahal ada lahan, resources semua ada, kedelai juga ada lahan sangat luas, jagung masih impor jutaan ton perlu diselesaikan, bawang putih dulu tidak impor, ada ladang di NTB, Wonosobo, Temanggung, dulu menanam bawang putih sekarang tidak karena kalah bersaing," ujar dia.

Baca juga: Jokowi Optimistis Ekonomi Indonesia Membaik, Ini Alasannya

Selain itu, Jokowi juga mengatakan di industri farmasi, sebanyak 80 persen hingga 85 persen kebutuhan bahan baku juga dipenuhi dengan impor.

"Farmasi kita melihat juga, mungkin hampir 80-85% kita ini masih impor, kenapa tidak dilakukan di Indonesia. Kemudian tknologi kita ke depan memiliki kesempatan besar dalam membangun industri hulu dan hilir untuk mobil listrik lewat lithium battery yang nikelnya kita memiliki," ujar Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com