Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikaitkan dengan Penyebab Banjir, Ini Luas Perkebunan Sawit di Kalsel

Kompas.com - 24/01/2021, 11:31 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir yang melanda Kalimantan Selatan (Kalsel) mengungkap kemungkinan selain bencana alam sebagai penyebabnya. Pegiat lingkungan hidup menuding eksploitasi pertambangan batu bara dan perkebunan sawit adalah biang kerok banjir.

Dikutip dari Kontan, Minggu (24/1/2021), Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) mencatat, sebanyak 620.000 hektare atau 17 persen dari luas wilayah Kalsel saat ini berupa hak guna usaha perkebunan kelapa sawit berskala besar.

Lalu berapa sebenarnya luas perkebunan kelapa sawit di Kalsel?

Badan Pusat Statistik (BPS) terakhir kali mencatatkan total luas perkebunan kelapa sawit di Kalsel pada tahun 2018. Saat itu, luas lahan yang digunakan untuk penanaman sawit sudah mencapai 424.932 hektare.

Baca juga: Daftar 5 Perusahaan Besar Tambang Batu Bara di Kalsel

Jumlah luasan lahan perkebunan sawit di Kalsel saat ini bisa jadi sudah jauh meningkat. Luasan lahan sawit di provinsi kaya batu bara itu memang terus melonjak dari tahun ke tahun.

Pada 2017 contohnya, total luas perkebunan sawit di Kalsel sebagaimana dicatat BPS adalah seluas 423.414 hektare. Lalu di tahun 2015, luas lahan sawit masih sebanyak 409.838 hektare.

Perkebunan sawit paling besar berada di Kabupaten Kotabaru yang luasnya mencapai 155.103 hektare. Disusul Kabupaten Tanah Laut yang memiliki perkebunan kelapa sawit mencapai 73.121 hektare.

Daerah lain di Kalsel yang juga memiliki kebun sawit paling luas adalah Kabupaten Tanah Bumbu seluas 73.865 hektare, dan Kabupaten Tapin dengan luas kebun sawit 55.361 hektare.

Baca juga: Daftar 7 Konglomerat Sawit Paling Tajir di Indonesia

Di provinsi yang beribukota di Banjarmasin ini, pertumbuhan luas lahan perkebunan sawit memang terbilang sangat ekspansif. Sebagian besar penambahan luas perkebunan sawit berasal dari perusahaan-perusahaan sawit besar swasta.

Lima besar perusahaan sawit yang memiliki kebun sawit di Kalsel antara lain PT Astra Agro Lestari Tbk (Grup Astra), PT Smart Tbk (Grup Sinar Mas), dan PTPN XIII (BUMN).

Berikutnya adalah Golden Agri Resources (Grup Sinar Mas), dan Hasnur Group milik pengusaha Kalsel Haji Abdussalam Sulaiman.

Bandingkan dengan luas perkebunan kelapa sawit pada tahun 2013 yang masih berada di 298.365 hektare seperti dicatat Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPSTP) Kalimantan Selatan.

Baca juga: Daftar 5 Perusahaan Penguasa Perkebunan Kelapa Sawit di Kalsel

Luas perkebunan sawit ini juga jauh melampaui luas perkebunan komoditas lain seperti karet kelapa, kakao, dan kopi.

Sebagai perbandingan, pada tahun 2018 BPS mencatat luas perkebunan karet yang juga jadi komoditas andalan Kalsel yakni seluas 269.981 hektare, kemudian kelapa seluas 40.873 hektare.

Lalu masih di tahun yang sama, luas perkebunan kopi di Kalsel hanya seluas 3.053 hektare, kakao seluas 685 hektare, dan perkebunan lainnya seluas 19.597 hektare.

Menurut data DPMPTSP Kalsel, saat ini terdapat 33 pabrik CPO yang tersebar di beberapa kabupaten, seperti Banjar, Tapin, HSS, Tabalong, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru dan Barito Kuala dengan kapasitas terpasang 1.500 ton TBS/jam.

Di Kalimantan Selatan juga terdapat 2 pabrik minyak goreng (refinery) yang terletak di Kabupaten Kotabaru, yaitu milik PT Smart Tbk (Grup Sinar Mas) dengan kapasitas 3.000 ton/hari dan PT Golden Hope Nusantara dengan kapasitas 2.500 ton/hari.

Baca juga: Luhut: Investasi Kelapa Sawit Belum Tentu Untungkan Masyarakat Lokal...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com