Menurut Sutarto, saat ini beras jasmine dengan harga murah itu sudah tak ada di Pasar Cipinang. Ia mengatakan, saat anggotanya menemukan dan mengungkapkan kejanggalan pada beras tersebut, produk itu pun tak lama kemudian ditarik dari pasar.
"Saya sendiri tidak melihat (temuan berasnya), karena waktu mulai di komplain teman-teman Cipinang kan langsung hilang itu (berasnya). Jadi ini berdasarkan temuan dan laporan anggota," jelas Sutarto.
Dia menyatakan, rembesnya beras impor ke pasar tentu sangat merugikan pedagang dan petani lokal. Sebab dapat menganggu kestabilan harga beras dalam negeri.
Terlebih jumlah beras impor yang masuk cukup besar. Berdasarkan data Perpadi sebanyak 300 ton beras impor asal Vietnam masuk ke Pasar Cipinang.
"Sekarang kan (beras) sedang surplus, artinya kondisi pasar beras tidak bergejolak bahkan cenderung lesu, jadi mestinya tak perlu impor," kata dia.
"Lalu ini juga kan menjelang panen raya, masak beras impor masuk pasar, itu kan pasti tekan harga. Kalau begitu bakal tekan pelaku bisnis, ujung-ujungnya petani juga yang tertekan dan merugi," pungkas Sutarto.
Baca juga: Ada Beras Impor Masuk Pasar, Kementan: Bukan Rekomendasi Kami
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.