Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Klaim Nilai Manfaat Subsidi Pupuk Capai 250 Persen

Kompas.com - 25/01/2021, 20:48 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, program pupuk bersubsidi telah memberikan manfaat yang signifikan bagi negara. Ini setidaknya tercermin dari nilai tambah dan tingkat produktivitas padi yang cukup tinggi.

Ia menjelaskan, total kebutuhan pupuk secara nasional yang ingin disubsidi sebanyak 21 juta ton untuk luas baku sawah nasional sebesar 7,46 juta hektar.

Namun yang baru bisa dipenuhi pemerintah sebanyak 9 juta ton, di mana untuk petani hanya teralokasi 6,1 juta ton.

Baca juga: Soal Beras Impor Vietnam yang Rembes di Pasar, Ini Dugaan Kemendag

Dengan besaran jumlah pupuk subsidi tersebut, kata Syahrul, nilai tambah produksi sebagai dampak pupuk bersubsidi mencapai Rp 98,4 triliun. Itu berdasarkan hasil kajian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan.

"Jika dibanding dengan anggaran yang digunakan rata-rata 2014-2020 Rp 28,1 triliun, maka nilai manfaatnya mencapai 250 persen," ungkap Syahrul dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Senin (25/1/2021).

Lebih lanjut, dia mengatakan, berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO) rata-rata produktivitas padi Indonesia mencapai 5,13 ton per hektar. Angka itu lebih tinggi dari beberapa negara produsen beras.

Seperti Thailand yang sebesar 3,11 ton per hektar, India sebesar 3,3 ton per hektar, Filipina sebesar 4,1 ton per hektar, dan Malaysia sebesar 4,2 ton per hektar.

Syahrul menambahkan, tanpa adanya pupuk produksi umumnya produksi padi paling banyak 3,5 ton-4 ton per hektar. Namun dengan pupuk produksinya menjadi berkisar 5-6 ton per hektar, bahkan bisa mencapai 7 ton per hektar.

Baca juga: Ini Syarat Bagi PNS untuk Ikuti Jabatan Fungsional

Oleh sebab itu, Syahrul menekankan, program pupuk bersubsidi penting untuk terus diadakan setiap tahunnya. Jika tidak akan sangat mempengaruhi produktivitas padi nasional.

"Kalau pupuk bersubdisi mau dihilangkan, saya khawatir produktivitas juta langsung jatuh. Kalau misal ini diintervensi turun 50 persen dari alokasi sekarang, saya khawatir itu turunkan 20-24 persen dari hasil yang ada sekarang, dna itu nilainya triliunan," jelas Syahrul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com