Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkeu: Rasio Utang Indonesia Termasuk Paling Rendah...

Kompas.com - 26/01/2021, 16:40 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut rasio utang pemerintah Indonesia relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan negara lain.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu pun menjelaskan, rasio utang Indonesia masih lebih rendah bila dibandingkan dengan Filipina, Malaysia, hingga Vietnam.

"Kalau kita melihat dengan G20 dan Asean, rasio utang publik Indonesia termasuk paling rendah, dan kenaikannya relatif sangat manageable dibandingkan negara lain," ujar dia dalam webinar Akselerasi Pemulihan Ekonomi yang diadakan secara virtual, Selasa (26/1/2021).

Baca juga: Penumpang KA Bisa Gunakan Hasil Test GeNose Sebagai Persyaratan Perjalanan

Berdasarkan data yang ia miliki, rasio utang Indonesia pada tahun 2020 mencapai 38,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara, banyak negara kawasan Asean yang realisasinya sudah mencapai lebih dari 40 persen.

Ia menebutkan, realisasi rasio utang Filipina pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 48,9 persen dari PDB. Sementara untuk Vietnam mencapai 46 persen, Filipina 50 persen, dan Malaysia bahkan mencapai 67,6 persen.

Febrio menyebut rasio utang yang cenderung rendah dibanding negara tetangga tersebut merupakan hasil dari disiplin fiskal yang diterapkan pemerintah.

Hal itu juga tercermin dari defisit anggaran tahun 2020 yang diperkirakan sebesar 6,1 persen, sementara banyak negara yang sudah mencapai double digit.

"Di samping kita cukup resilient perekonomiannya, risiko yang terjadi pun cukup manageable," kata Febrio.

Baca juga: Transaksi Digital Dinilai Bisa Menekan Potensi Korupsi

Ia pun memperkirakan, dengan beberapa faktor tersebut, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 bakal berada di kisaran minus 2,2 persen hingga minus 1,7 persen.

Kinerja tersebut masih lebih baik bila dibandingkan negara lain di dunia, kecuali China dan Vietnam yang sepanjang tahun 2020 masih bisa tumbuh positif.

Pihaknya pun menilai, kinerja perekonomian tahun 2020 tersebut bisa menjadi modal pemulihan ekonomi di tahun ini.

"Harapannya pemulihan yang mulai terjadi di tiga kuartal terakhir, terdalam di kuartal II, kuartal III, dan kuartal IV membaik, sehingga bisa jadi modal kita untuk masuk di 2021 punya optimsime untuk mengelola perekonomian kita bersama," ucap dia.

Baca juga: Investasi Saham Bukan untuk Main-main, Ketahui Risikonya Sebelum Beli

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com