Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Combiphar: Tidak Semua Industri Kesehatan Tumbuh Cepat Selama Pandemi Covid-19

Kompas.com - 26/01/2021, 18:02 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan farmasi Combiphar menyatakan tidak semua sektor industri kesehatan mengalami percepatan pertumbuhan di tengah kondisi merebaknya Covid-19.

Presiden Direktur Combiphar Michael Wanandi mengatakan, pandemi memang menciptakan tren percepatan pertumbuhan bagi sektor industri kesehatan.

Namun menurutnya, momentum percepatan pertumbuhan tersebut tidak dirasakan oleh seluruh subsektor kesehatan.

"Enggak semua industri kesehatan juga (tumbuh selama pandemi), persepsi di masyarakat industri kesehatan bisa prosper atau tumbuh dengan cepat," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (26/1/2021).

Baca juga: Sandiaga: Gercep, Geber dan Gaspol untuk Bangkitkan Pariwisata Indonesia

Michael bahkan mengakui, tidak semua produksi obat-obatan Combiphar mengalami pertumbuhan.

"Ada produk-produk kita yang kurang bagus pertumbuhannya," ujarnya.

Lebih lanjut Michael menjelaskan, pada tahun lalu, dirinya sempat fokus menjalankan perusahaan pada mode bertahan, sehingga mampu meredam dampak dari pandemi Covid-19. Caranya yakni dengan merancang likuditas perusahaan agar tetap bertahan.

Dengan dijalankannya mode bisnis bertahantersebut, perusahaan yang telah genap berusia 50 tahun itu tidak melakukan efisiensi yang berkaitan ketenagakerjaan, seperti pemangkasan karyawan ataupun upah selama pandemi.

"Jadi saya bersyukur kita bisa cukup bertahan di Covid-19," ucapnya.

Baca juga: Rupiah Ditutup Melemah, Perpanjangan PSBB DKI Dinilai Jadi Penyebab

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com