Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Neraca Dagang 2020 Positif, Mendag Merasa "Terganggu"

Kompas.com - 27/01/2021, 13:16 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyoroti kinerja neraca dagang Indonesia sepanjang tahun 2020. Meskipun mengalami surplus, realisasi neraca dagang pada 2020 dinilai mengkhawatirkan.

Sebagaimana diketahui, sepanjang tahun 2020 neraca perdagangan RI mengalami surplus sebesar 21,7 miliar dollar AS, yang tertinggi sejak 2012, yang saat itu pernah mencapai 20 miliar dollar AS.

"Ini bukan surplus sehat, bahkan surplusnya mengganggu," katanya dalam Media Group News Summit 2021, Rabu (27/1/2021).

Baca juga: Mendag Kesal, Mobil Produksi Indonesia Kena "Safeguard" Filipina

Menurutnya, surplus neraca dagang yang dihasilkan oleh anjloknya impor yang mencapai 17,3 persen dibanding tahun 2019 bukanlah suatu hal baik. Pasalnya, mayoritas komoditas impor Indonesia adalah bahan baku dan bahan penolong, yang porsinya mencapai 72,9 persen.

"Di sini kita bisa melihat impor kita turun, belum tentu ini menunjukan sesuatu yang positif terhadap perekonomian kita," ujarnya.

Selain itu, realisasi impor juga menunjukan adanya sinyal penurunan konsumsi dalam negeri. Ini terlihat dengan turunnya impor sektor transportasi dan perdagangan sebesar 16,7 persen, penyediaan akomodasi dan minuman hampir 12 persen, dan sepeda motor 18,06 persen.

"Saya berpendapat bahwa kalau ini dibiarkan ini bukan justru suatu hal yang baik," kata Lutfi.

Baca juga: 1 dari 3 Orang di Kawasan Asia Tenggara Pernah Mengalami Penipuan Online

Dengan turunnya impor dan konsumsi dalam negeri, Lutfi meyakini kedua hal tersebut akan memberikan efek berganda atau multiplier effect terhadap perekonomian nasional. Sebab, saat ini perekonomian nasional utamanya masih disumbang oleh konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto (PMTB), dan aktifitas ekspor-impor.

"Jadi kalau domestic consumption kita turun, impor kita turun, akan terjadi serombongan yang bersama-sama," katanya.

Oleh karenanya, saat ini Lutfi tengah memutar otak guna mengatasi permasalahan lesunya perdagangan yang terjadi saat ini.

"Ini mesti kita perbaiki," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com