Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Sentral AS Putuskan Tahan Tingkat Suku Bunga Acuan

Kompas.com - 28/01/2021, 08:45 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, memutuskan untuk menahan suku bunga pada Rabu (28/1/2021) waktu setempat. Dilansir dari CNN, Kamis (28/1/2021) bank sentral juga memberi kepastian pada investor tak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

The Fed memutuskan untuk menjaga kisaran target suku bunga acuan alias fed fund rate (FFR) sebesar 0 persen hingga 0,25 persen.

Dalam keterangan pers usai Federal Open Market Committee (FOMC) yang digelar pada 26-27 Januari, suku bunga akan terjaga di level rendah dalam beberapa waktu ke depan.

Kebijakan tersebut diambil untuk mendukung proses pemulihan, dan bank sentral menilai tekanan inflasi tidak akan menjadi penghalang dari hal tersebut.

Baca juga: IHSG Berpeluang Menguat, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini

Namun demikian, beberapa investor mengkhawatirakn tekanan inflasi dan potensi terjadinya taper tantrum dalam waktu dekat.

Gubernur The Fed Jerome Powell pun memastikan inlfasi AS sangat rendah dalam beberapa tahun terakhir. Kemungkinan terjadinya aktivitas belanja ketika perekonomian kembali dibuka mungkin terjadi, sehingga menyebabkan harga barang menjadi naik. Namun demikian, The Fed memastikan efek tersebut akan berdampak sementara.

"Kami tahu apa yang harus dilakukan dengan tingkat inflasi yang tinggi," ujar Powell.

Dia pun mengatakan, dari sisi kebijakan, inflasi yang rendah sebenarnya lebih sulit untuk dikendalikan.

Powell mengatakan, bila The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga, bank sentral bakal memberi sinyal terlebih dahulu kepada pasar.

"Tidak ada yang akan terkejut ketika waktu itu tiba," ujar dia.

Baca juga: Proyek Jalan Tol Trans Sumatera Kekurangan Dana Rp 60 Triliun

Bila menengok krisis keuangan yang terjadi pada 2008 lalu, kekhawatiran investor terkait terjadinya taper tantrum lantaran The Fed mengumumkan akan melepaskan kebijakan krisis mereka, yakni quantitative easing (QE) yang menyerap surat utang di pasar, sehingga menyebabkan lonjakan imbal hasil Treasury AS. Hal itu pun memicu terjadinya gejolak di pasar keuangan.

Adapun saat ini, Powell mengatakan akan mendukung Menteri Keuangan yang baru saja ditunjuk, Janet Yellen mengenai kebijakan pemerintah untuk pemulihan ekonomi.

Powell pun mengatakan di dalam keterangan pers dirinya berharap bsia memiliki hubungan kerja yang baik dengan pendahulunya di bank sentral tersebut.

"Tidak ada yang lebih penting bagi perekonomian sekarang selain mendapatkan vaksinasi," kata Powell kepada wartawan.

Dia juga mengatakan sangat penting untuk terus memakai masker untuk mencegah penyebaran virus.

"Jalan ekonomi akan sangat bergantung pada perjalanan virus, termasuk kemajuan vaksinasi," ujar Powell.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com