Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta BI Turunkan Suku Bunga, Ini Respons Bank Mandiri

Kompas.com - 28/01/2021, 18:52 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Regulator perbankan di Tanah Air, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) berkali-kali mewanti-wanti bank untuk menurunkan suku bunga.

Pasalnya, likuiditas kian longgar dan bank sentral sudah menurunkan suku bunga acuan BI-7DRRR ke level terendahnya, yakni 3,75 persen.

Menanggapi hal itu, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Sigit Prastowo mengatakan, pihaknya sudah menurunkan suku bunga perbankan, baik suku bunga deposito maupun suku bunga kredit.

Baca juga: Ada Rencana Bangun Bank Digital, Bank Mandiri Pilih Jalur Organik

"BMRI berkomitmen mendukung upaya pemerintah dan otoritas moneter untuk mengimplementasikan kebijakan finansial dalam rangka ikut memulihkan ekonomi nasional akibat dampak Covid-19," kata Sigit dalam paparan kinerja perseroan kuartal IV 2020, Kamis (28/1/2021).

Sigit merinci, perseroan sudah menurunkan suku bunga deposito rupiah sebesar 200 basis poin selama tahun 2020.

Penurunan membuat suku bunga berada di level 3,25 persen dari 5,25 persen.

Sigit mengatakan, suku bunga deposito valas pun turun sangat agresif, yakni 90 basis poin dari 1,25 persen menjadi 0,3 persen.

"Di sisi lain kita juga melakukan adjustment atas suku bunga kredit tentunya, karena kita sudah menurunkan suku bunga dasar kredit, turunnya bervariasi," ujar Sigit.

Baca juga: Bank Mandiri Perkirakan 10-11 Persen Debitur Restrukturisasi Gagal Bayar

Adapun penurunan suku bunga kredit paling besar terjadi pada suku bunga dasar kredit (SPDK) mikro.

Suku bunga turun sebesar 600 bps dari 17,5 persen di Desember 2019 menjadi 11,5 persen di tahun 2020.

Ke depan, pihaknya akan melakukan review atas suku bunga lainnya dengan berbagai macam pertimbangan.

Pertimbangan yang dimaksud Sigit adalah ruang penurunan kembali suku bunga acuan, porsi likuiditas perbankan, dan arah kebijakan dari regulator.

"Kami akan terus memantau dan mengikuti arah kebijakan pemerintah," pungkas Sigit.

Baca juga: Laba Bank Mandiri Tahun 2020 Turun 38 Persen Jadi Rp 17,1 Triliun, Ini Sebabnya

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) perry Warjiyo mengatakan, akan melihat berbagai perkembangan ekonomi dari beberapa indikator sebelum menurunkan suku bunga lebih lanjut.

Perry menyebut, masalah utamanya bukan di suku bunga bank sentral.

Namun, suku bunga kredit belum turun, di samping permintaan kredit dari masyarakat dan korporasi belum kunjung membaik.

Dia tak ingin penurunan suku bunga lebih lanjut justru akan membuat nilai tukar rupiah terpuruk.

"Masalahnya sekarang bukan di suku bunga BI, sudah rendah banget. Suku bunga kredit yang belum turun, demand yang belum naik. Itu makanya kita lebih fokus ke situ, mengatasi kredit crunch sambil melihat globalnya seperti apa, kami juga tidak ingin nilai tukarnya tidak stabil," ungkap Perry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com