Masa pandemi ini, sebagian dia lihat secara positif dan tenang. Ia menikmati rumah, berkumpul keluarga, membersihkan rumah, sofa, memelihara kembali tanaman-tanaman di pot, minum kopi dan mandi di bak rumah yang lebih besar bak mandi di rumah menteri di Jakarta.
Katanya, ia bisa mengenal kembali masyarakat sekitar dia tinggal, bisa bisa merenung dan tahu letak lokasi gunting tulang ikannya disimpan.
Dengan gaya kalem dan tenang (ini yang saya suka dengan gaya Inu mewawancarai orang), membawa Susi lebih banyak berefleksi tentang kehidupan ini.
Berkaitan dengan tindakan pemerintah menghadapi pandemi covid-19 ini, Susi dengan gayanya ceplas-ceplos menekankan bahwa kalau di awal menangani masalah ini melakukan kesalahan atau nampak “gagu” atau pengelolaan kurang baik, maka hal itu “wajar saja”.
Perlu mengaku salah
Tetapi katanya, hal ini perlu diakui oleh para pejabat terkait dan tidak perlu harus berusaha untuk menutupinya, perlu minta maaf terbuka, dipublikasi. “Kalau kita salah, mengaku salah, orang, orang tidak akan kehilangan kepercayaan,” ujar Susi.
Hari Rabu, 27 Januari 2021, saya kirim pesan WA ke Susi. “Saya senang Bu Susi bilang, perlu minta maaf pada publik bila kita melakukan kesalahan”.
“Memang betul kok.....masyarakat kita sangat baik dan pemaaf, memaafkan,” jawab Susi.
Ini mengingatkan saya (penulis) tentang pejabat yang diberi tugas menurunkan angka kematian dan penularan akibat terpapar virus corona di beberapa wilayah.
Ketika ditanya tentang hal ini, yang berkaitan menyombongkan diri. “Saya adalah manajer terbaik,” begitu ucap pejabat itu ketika ditanya wartawan. Tentang hasil penugasan itu kita tahu semua tapi yang berkaitan diam seribu basa.
Baca juga: Susi Pusjiastuti: Sekolah Terlalu Mudah...
Kembali ke pertanyaan Inu dalam wawancaranya kepada Susi. Apa kecemasan Susi saat ini. “Mungkin kecemasan saya melebihi banyak orang,” ujarnya.
“Karena tahunya lebih banyak,” tukas Inu yang pernah menjadi wartawan di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004 - 2014).
“Ya”, jawab Susi. “Saya antara lain cemas melihat pembangunan di Pangandaraan, banyak muncul ruko-ruko,” ujarnya.
Sering Susi ditanya wartawan apakah tidak ingin jadi presiden RI?
Mungkin pertanyaan itu sudah membosankan Susi.