JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 6-7 persen pada tahun ini.
Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno mengatakan, kredit dipasang tumbuh middle single digit karena perseroan melihat adanya sinyal pemulihan sejak kuartal IV 2020.
"Guidance (acuan) kami di 2021, ketika kami melihat adanya sinyal pemulihan di kuartal IV 2020, tahun 2021 kami cukup optimistis dan confidence, loan growth (pertumbuhan kredit) kami set di kisaran 6-7 persen," kata Viviana dalam paparan kinerja perseroan secara virtual, Jumat (29/1/2021).
Baca juga: Lakukan Pencadangan, Laba BRI Merosot Jadi Rp 18,66 Triliun Sepanjang 2020
Viviana menuturkan, pertumbuhan kredit tersebut kemungkinan besar masih ditopang oleh segmen mikro, kecil, dan menengah.
Sebab, bank pelat merah ini bakal mencari dua sumber pertumbuhan kredit baru di dua area, yakni menaikkelaskan nasabah existing dan menyasar segmen ultramikro yang belum tersentuh kredit perbankan.
"Kami masih akan fokus ke pertumbuhan mikro. Jadi driver-nya tentu masih dari segmen mikro dan kecil. LDR kami lihat ruang likuiditas masih terbuka lebar, sehingga LDR di kisaran 85 persen," tutur Viviana.
Direktur Utama BRI Sunarso menyebutkan, perseroan memiliki data yang memperlihatkan ada 57 juta pengusaha ultramikro potensial.
Dari total tersebut, baru 20 persen saja yang terlayani lembaga pembiayaan formal.
Baca juga: Gelar Pameran 2 Bulan, BRI Targetkan Penyaluran KPR Tembus Rp 1 Triliun
Sedangkan sisanya masih belum memiliki akses kredit ke perbankan.
Hal itu terlihat karena sekitar 5 juta pengusaha ultramikro masih mengandalkan rentenir dan 7 juta pengusaha ultramikro mengandalkan pendanaan dari keluarga dan kerabat.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.