Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Schneider Electric Beberkan 4 Faktor Wujudkan Transformasi Digital yang Tangguh dan Berkelanjutan

Kompas.com - 29/01/2021, 15:40 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Transformasi digital sudah ada di depan mata. Untuk melakukannya, perusahaan di berbagai sektor industri membutuhkan jaringan, sistem, dan proses yang memadai agar tahap digitalisasi berjalan dengan lancar. 

Sebagai informasi, edge computing pun bisa dijadikan solusi untuk mewujudkan transformasi digital yang tangguh dan andal.

Edge computing merupakan komputasi tepi yang memiliki paradigma komputasi terdistribusi. Artinya, edge computing bisa membawa penyimpanan data lebih dekat ke lokasi yang diperlukan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan respons dan menghemat bandwitch.

Berbeda dengan cloud computing yang memiliki penyimpanan terpusat. Pada cloud computing, semua data berada pada satu tempat. Kelemahan bila perusahaan hanya mengandalkan cloud computing adalah respons saat memproses suatu data bisa jadi lebih lambat karena padatnya konektivitas.

Baca juga: Kantor Pintar Schneider Electric, Pusat Percontohan Teknologi Terbaru di Pengelolaan Energi dan Otomasi

Business Vice President Secure Power Division Schneider Electric Indonesia Yana Achmad Haikal mengatakan, meskipun dinilai menjadi solusi bagi perusahaan melakukan transformasi digital, edge computing nyatanya menghadirkan tantangan baru.

“Tantangan ini salah satunya berupa terbatasnya staf teknologi informasi (TI) dengan kemampuan mumpuni untuk mengelola beberapa data center di berbagai tempat yang berjauhan,” ujarnya dalam acara Virtual Group Media Interview Schneider Electric, Kamis (28/1/2021).

Oleh karena itu, dalam membangun edge computing yang andal dan berkelanjutan, perusahaan atau penyedia layanan data center perlu mempertimbangkan empat faktor berikut.

1. Standardisasi dan integrasi

Salah satu tantangan dalam pengelolaan edge data center adalah terbatasnya staf TI. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan bisa melakukan standardisasi dan integrasi desain serta peralatan digital yang dimiliki.

Standardisasi menyederhanakan penerapan dan pemeliharaan yang memberikan keuntungan bagi perusahaan, utamanya staf TI. Sementara sistem yang terintegrasi memberikan manfaat terhadap penerapan dan pengelolaan edge data center secara umum.

2. Peningkatan efisiensi

Semakin tinggi kebutuhan akan edge data center, maka semakin kompleks pula tantangan yang dihadapi oleh staf TI untuk mengelola edge data center dalam jumlah besar.

“Untuk mengatasinya, perusahaan bisa menerapkan teknologi artificial intelligence (AI) dan machine learning untuk melakukan analisis prefiktif terhadap kemungkinan memprediksi gangguan yang tidak direncanakan,” ujar Yana.

Selain analisis prediktif, kedua teknologi tersebut juga akan memberikan insight dan tolok ukur guna mendorong tingkat efisiensi dalam hal konsumsi maupun pengelolaan energi.

3. Pengawasan dan pengelolaan

Penting bagi perusahaan untuk mengantisipasi dan memiliki sistem yang tepat untuk bereaksi secara efisien saat terjadi masalah. Untuk itu, perusahaan wajib memiliki platform manajemen edge masa depan berbasis cloud.

Sistem tersebut akan memberikan insight bagi perusahaan untuk mengelola operasional dari jarak jauh dan memungkinkan analisis data dengan kemampuan prediktif untuk kinerja yang lebih baik.

Tidak hanya itu, pemanfaatan layanan berbasis cloud juga memungkinkan staf TI dapat mengoptimalkan pengelolaan situs edge computing lebih baik dengan mengurangi risiko downtime.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com