Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeritan Peternak: Harga Telur Anjlok Parah Saat Biaya Pakan Meroket

Kompas.com - 30/01/2021, 18:41 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak beberapa pekan terakhir, harga telur ayam di tingkat peternak terus mengalami penurunan. Kondisi ini disebabkan pasokan telur yang melimpah namun permintaan di pasar anjlok.

Muhammad Irham Faro, salah seorang peternak ayam petelur asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengatakan kondisi peternak ayam layer saat ini ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Saat harga telur ayam babak belur, harga pakan justru melonjak.

Peternak sendiri tak punya pilihan lain selain harus menjual telurnya dengan harga murah ke pengepul. Jika tak segera dijual, peternak bakal kesulitan membeli kebutuhan pakan ayam.

"Hancur mas, harga telur kalau turun semakin turun tajam. Masalahnya sedikit peternak yang secara modalnya tidak kuat. Ketika telur dinego berapa pun pasti diberikan, demi bisa buat beli pakan ayam lagi," ucap Faro kepada Kompas.com, Sabtu (30/1/2021).

Baca juga: Ini Kata Peternak soal Penyebab Anjloknya Harga Telur Ayam

Di beberapa sentra ayam petelur, harga telur ayam di kandang saat ini hanya dibanderol di harga Rp 18.000 per kg. Bahkan ada sejumlah peternak yang terpaksa menjual telurnya seharga Rp 17.000 per kg.

Menurutnya, peternak sebenarnya tak terlalu risau menjual telur di harga Rp 18.000 per kg. Namun yang jadi masalah, harga pakan juga melonjak tajam sejak munculnya pandemi Covid-19. Beban peternak semakin bertambah karena harga anakan ayam atau DOC juga melambung tinggi. 

Menurut Faro, nasib peternak di daerah Pati masih terbilang mujur. Peternak di sentra ayam petelur lain seperti di Jawa Timur bahkan hanya menjual telur di harga sekitar Rp 16.000 per kg.

"Nggak tahan harga Rp 19.500 per kg. Malahan ada peternak yang jual Rp 18.000 per kg. Ini sama saja menjual telur Rp 16.000 per kg saat harga pakan normal," kata Faro.

Baca juga: Ladang Uang Ternak Ayam Kampung, Modal Kecil, Peluang Menjanjikan

Harga pakan ayam sendiri sudah mengalami kenaikan sejak tahun lalu. Kenaikan pakan ini tak diimbangi dengan harga telur yang justru terjerembab.

"Ditambah lagi harga pakan yang naik drastis. Pakanku dulu itu Rp 285.000 per karung (50 kg). Sekarang jadi Rp 315.000 per sak," ujar Faro.

Dikutip dari Harian Kompas, Ketua Umum Pengurus Pusat Pehimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih Januratmoko menyebutkan, harga jual telur di tingkat peternak di wilayah Jawa Tengah Rp 16.000-Rp 16.500 per kg.

"Dua pekan terakhir, harga telur di tingkat peternak menurun karena permintaan merosot 20-30 persen,” ujar dia.

Baca juga: Harga Telur Melonjak, Ini Penyebabnya Kata Asosiasi Peternak

Harga jual telur itu lebih rendah dibandingkan harga acuan yang ditetapkan pemerintah. Menurut Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 7 Tahun 2020 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen, harga acuan pembelian telur di tingkat peternak ditetapkan Rp 19.000-Rp 21.000 per kg.

Di sisi lain, harga pakan unggas naik 15 persen sehingga berdampak pada kenaikan ongkos produksi. Kenaikan pakan terutama dipicu oleh naiknya harga bungkil kedelai seiring dengan kenaikan harga kedelai di pasar global.

Selain itu, rantai distribusi telur masih melibatkan sekitar tiga pihak perantara atau broker. Singgih khawatir ada pengendalian harga di tingkat perantara yang menghambat distribusi telur hingga ke konsumen.

Pinsar Indonesia, kata Singgih, sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan menyampaikan situasi terkini.

”Kami mengharapkan telur-telur ini dapat difasilitasi untuk diserap oleh ritel,” kata dia.

Baca juga: Bertemu Peternak Bahas Anjloknya Harga Ayam, Menko Airlangga Janji Akan Benahi Perunggasan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com