Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bio Farma Akan Langsung Olah Bahan Baku Vaksin dari Sinovac

Kompas.com - 03/02/2021, 05:38 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia kedatangan lagi 10 juta vaksin Covid-19 dalam bentuk bulk dan 1 juta vaksin untuk kebutuhan overfilled dari Sinovac. Dengan kedatangan ini, total vaksin yang telah diterima sebanyak 28 juta vaksin.

“Kedatangan vaksin tahap keempat dalam bentuk bulk ini menjadi kelanjutan kedatangan tahap pertama dan kedua pada Desember 2020 sebanyak total 3 juta vaksin jadi dari Sinovac dan tahap ketiga dalam bentuk bulk sebanyak 15 juta vaksin pada 12 Januari 2021,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/2/2021).

Oscar menambahkan, ketersediaan vaksin dinilai aman dan sesuai skema yang telah direncanakan karena lancarnya koordinasi dan komunikasi antar lembaga terkait.

Menurut Oscar, Kehadiran vaksin Covid-19 tahap keempat ini menjadi bukti komitmen pemerintah dalam melindungi masyarakat dan mengakhiri pandemi melalui program vaksinasi gratis. Rencananya, vaksin ini dialokasikan untuk vaksinasi tahap kedua yang menyasar petugas publik di seluruh Indonesia.

Baca juga: Ini Kronologi Korupsi Asabri yang Merugikan Negara Rp 23,7 Triliun

Hingga saat ini, program vaksinasi telah dilakukan kepada lebih dari 500.000 tenaga kesehatan dan tahap selanjutnya untuk total 1,5 juta tenaga kesehatan diharapkan selesai sebelum akhir Februari.

“Kedatangan vaksin tahap keempat ini menunjukkan komitmen Pemerintah dalam mengamankan kebutuhan vaksin melawan Covid-19 khususnya untuk tahap kedua vaksinasi ditujukan kepada 17,4 juta petugas publik,” kata Oscar.

Sementara itu juru bicara pemerintah vaksinasi Covid-19 dari Bio Farma, Bambang Heriyanto mengatakan, kedatangan bulk vaksin tahap keempat ini akan langsung diproses sesuai dengan prosedur dan standar yang telah ditetapkan.

“Bio Farma akan mengolah vaksin ini sesuai standar WHO untuk kemudian disalurkan ke daerah,” ungkapnya.

Di tengah berlangsungnya vaksinasi Covid-19, Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat sejak 23 Januari 2020 hingga 1 Februari 2021 menemukan ada 1.402 kasus hoaks terkait COVID-19. Kominfo juga menangani 97 temuan hoaks terkait vaksin Covid-19 hingga 1 Februari 2021.

Baca juga: Lampaui Skandal Jiwasraya, Kasus Asabri Rugikan Negara Rp 23 Triliun

“Di hulu kita memperkuat kapasitas masyarakat melalui program literasi digital yang kita sebut Siberkreasi. Tujuannya adalah untuk membekali masyarakat dengan keterampilan untuk mengetahui dan memilih konten yang benar,” ujar Koordinator Pengendalian Internet Ditjen APTIKA Kemkominfo Anthonius Malau.

Anthonius menuturkan, di tengah antara hulu dan hilir pihaknya melakukan upaya pendekatan kepada platform media sosial untuk melakukan penurunan (take down) konten hoaks tersebut.

“Kita juga di hilir melakukan langkah terakhir karena di sini ada yang sampai berujung ke penegakan hukum,” ucap dia.

Khusus untuk kasus hoaks Covid-19, sambung Anthonius, ada 104 yang telah dibawa ke ranah hukum. Kominfo juga melakukan patroli siber yang bekerja 24 jam selama tujuh hari dalam seminggu.

“Diawaki kurang lebih 100 orang yang menerima aduan masyarakat dan bekerjasama dengan 28 kementerian atau lembaga yang bermitra dengan kami,” tutupnya.

Baca juga: BUMN Patungan Bangun Pabrik Baterai Listrik, Investasinya Mencapai Rp 238 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com