JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengarahkan investasi yang bakal dikelola oleh Lembaga Pengelola Investasi (LPI) untuk proyek-proyek yang berkaitan dengan infrastruktur.
Hal tersebut berdasarkan peta jalan atau roadmap yang telah disusun pemerintah terkait kerjasama anatara LPI dengan investor untuk jangka waktu dua hingga lima tahun mendatang.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan dalam dua tahun pertama, LPI akan fokus mengembangkan investasi di bidang infrastruktur seperti jalan tol, bandara, serta pelabuhan.
Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas aset dan memperluas kapasitas investasi dengan mitra global.
Baca juga: LPI Bisa Kelola Sumber Daya Alam untuk Investasi, Begini Mekanismenya
"Pada dua tahun pertama, kami akan fokus pada aset infrastruktur sepertu jalan tol, bandara, dan pelabuhan. Saya pikir hal itu karena kami ingin menggunakan kesempatan ini untuk meningkatkan kualitas dari aset kita serta memperluas kapasitas dengan mitra global. Hal ini untuk mengembalikan traffic serta nilai investasi kita setelah pandemi," jelas Tiko dalam acara Mandiri Investment Forum, Rabu (3/2/2021).
Tiko menjelaskan, investasi untuk pembangunan bandara dan pelabuhan bakal menarik dalam jangka menengah. Menurut dia, lalu lintas baik untuk pariwisata maupun logisitik di domestik akan lebih cepat pulih bila dibandingkan dengan internasional.
Hal itu, kata dia adalah poin terpenting untuk menarik investor untuk bermitra dengan LPI.
"Kami pikir ini merupakan titik terkuat untuk menarik investor bekerja sama dalam proyek-proyek infrastruktur. Sebab lalu lintas domestik, baik untuk penumpang maupun untuk kargo di Indonesia akan pulih lebih cepat dibandingkan dengan internasional," jelas Tiko.
Baca juga: Pertama Kali Sejak 1999, ExxonMobil Rugi Rp 313 Triliun
Ia pun mengatakan, investor melalui LPI juga bisa turut serta dalam beragam program terkait dengan transformasi perekonomian yang tengah digencarkan oleh pemerintah.
Beberapa di antaranya yakni pembentukan holding rumah sakit, holding perhotelan, hingga merger bank syariah BUMN yang membentuk Bank Syariah Indonesia.
"Bank ini akan membutuhkan peningkatan modal yang signifikan dalam jangka menengah. Kita ingin melakukan right issue dan tentunya jika ada kecocokan minat, kami akan sangat terbuka untuk bekerja sama dengan investor," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.