Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Holding BUMN Baterai Listrik Akan Terbentuk Semester Pertama 2021

Kompas.com - 03/02/2021, 23:57 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian BUMN menargetkan pembentukan holding BUMN yang akan membangun industri baterai kendaraan listrik bisa rampung pada semester pertama tahun ini.

Holding tersebut terdiri atas empat perusahaan, yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina (Persero), dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

"Kita berharap pembentukan Indonesia Battery Corporation (Indonesia Battery Holding) sebagai holding ini bisa dibentuk di semester I tahun ini," kata Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury dilansir dari Antara, Rabu (3/2/2021).

Pahala menjelaskan telah ada diskusi antara keempat BUMN beserta calon-calon mitra potensial. Sejauh ini, sudah ada beberapa mitra yang aktif berkomunikasi seperti CATL, LG hingga Tesla.

Baca juga: Diskon Tarif hingga Tambah Daya, Ini Upaya PLN Genjot Pengguna Kendaraan Listrik

"Kita harap timeline-nya bisa semester I tahun ini. Mudah-mudahan Indonesia Battery Corporation ini sudah bisa berdiri dan bisa jadi satu perusahaan yang akan melakukan tanda tangan kerja sama dan pengembangan joint venture dengan calon-calon mitra tadi," kata dia.

Pahala menjelaskan lebih rinci peran keempat BUMN yang akan tergabung dalam holding baterai kendaraan listrik itu. MIND ID dan Antam akan berperan di hulu dalam proses penambangan hingga peleburan dan pengolahan bahan baku mineralnya.

Sementara Pertamina dan PLN akan berada di sisi hilir dalam proses produksi prekursor, katoda, battery cell dan battery pack hingga ke penyimpanannya.

Holding tersebut akan jadi perusahaan yang dimiliki bersama oleh keempat entitas BUMN. Nantinya, holding tersebut akan bisa membentuk anak-anak usaha yang bisa dimitrakan dengan mitra potensial yang saat ini masih dalam tahap negosiasi.

Baca juga: Kapan Perusahaan Mulai Produksi Kendaraan Listrik di Indonesia?

"Namanya juga holding, berarti ada perusahaan-perusahaan yang akan dibentuk dan bisa di-joint venture-kan dengan masing-masing mitra potensial kita, bisa dari China, Korea, AS atau Eropa," kata dia.

Menurut Pahala, para mitra potensial itu dinilai menjadi pemain global utama yang bisa membawa modal, teknologi dan pasar bagi pengembangan industri baterai listrik Indonesia.

Sementara itu, Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga memastikan tidak ada unsur politik dalam rencana pengembangan industri baterai kendaraan listrik.

Ia menilai, berdasarkan peta jalan pengembangan industri baterai kendaraan listrik, produksi baterai bahkan sudah bisa dimulai pada 2023, lebih awal dari tahun politik pada 2024.

Baca juga: Pembangunan Industri Baterai Kendaraan Listrik Diproyeksi Capai Rp 243,6 Triliun

"Soal politik, tidak ada. Kita tahu dari jauh-jauh hari sudah ada pembentukan holdingnya. Tahun 2023 pun sudah produksi. Ini tujuannya murni untuk transisi energi dan kita sudah diakui. Dunia mengakui. Kalau buka web Tesla, salah satu yang diharapkan jadi joint partner mereka itu Antam. Mana mungkin Tesla main-main begitu," ujar Arya.

Investasi pembangunan ekosistem industri baterai kendaraan listrik secara terintegrasi dari hulu hingga hilir diproyeksikan mencapai 13 miliar dolar AS hingga 17 miliar dolar AS (setara Rp 182 triliun hingga Rp 238 triliun).

Pengembangan ekosistem industri baterai kendaraan listrik itu meliputi industri baterai dari hulu sampai hilir termasuk infrastruktur stasiun pengisian daya (charging station) hingga daur ulang baterai.

Investasi yang besar itu sejalan dengan risiko teknologi yang tinggi, pasar dalam negeri yang belum besar, serta pasar yang bergantung pada original equipment manufacturer (OEM).

Baca juga: Menhub Sebut Aplikasi Charge.In Permudah Pengendara Kendaraan Listrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com