Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Anggap Pembangunan Dua Bandara di Maluku Mendesak, Apa Manfaatnya?

Kompas.com - 04/02/2021, 13:37 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menilai pembangunan dua bandara di Kepulauan Maluku mendesak untuk dilakukan.

Keduanya yakni Bandara Namrole di Pulau Buru Selatan dan Bandara Namlea di Pulau Buru.

Deputi I Kepala Staf Kepresidenan Febry Calvin Tetelepta mengatakan, pembangunan dua bandara tersebut akan membuka konektivitas dan mengatasi keterisolasian antarpulau.

Baca juga: LPI Diarahkan untuk Berinvestasi di Infrastruktur Bandara dan Pelabuhan

"Sehingga bisa membuka pertumbuhan ekonomi baru di wilayah lainnya di Maluku," ujar Febry saat memimpin rapat pembangunan kedua bandara seperti dikutip dalam keterangan remisnya, Kamis (4/2/2021).

Febry menjelaskan, pembangunan dua bandara di Kepulauan Maluku bisa mengatasi penumpukan masyarakat dan pergerakan ekonomi yang hanya berpusat di Kota Ambon.

Apalagi, kata dia, masih banyak wilayah lain di Maluku yang memiliki potensi untuk dikembangkan selain pariwisata, seperti kekayaan sumber daya alamnya baik yang ada di maupun di laut.

"Dengan transportasi yang lancar dan mudah, pasti akan menumbuhkan pertumbuhan ekonomi baru di wilayah tersebut, dan sudah pasti kehidupan serta kesejahteraan masyarakat akan meningkat," jelas Febry.

Secara rinci, dalam rapat tersebut ditekankan pentingnya perluasan Bandara Namlea, terutama dengan menambah panjang lintasan dari 1.600 meter menjadi 2.259 meter.

Baca juga: AP II Rampungkan Pembangunan Runway Bandara Jenderal Sudirman Purbalingga

Sehingga, sebagai bandara penyangga bisa memfasilitasi pendaratan pesawat jenis Boeing 737.

Selain itu, Bandara Namlea juga dapat membuka konektivitas dari Pulau Buru ke Kendari atau Makassar tanpa perlu ke Ambon.

Untuk merealisasikan perluasan lintasan, pemerintah Kabupaten Buru pun sudah membebaskan lahan seluas 160 hektar.

Lahan itu siap diserahkan kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebagai aset negara.

Menurut Febry, pihak Kemenhub mendukung rencana tersebut.

Baca juga: Pastikan Kelayakan Terbang Pesawat, Menhub Tinjau Ramp Check di Bandara Soetta

Oleh sebab itu akan dilakukan Percepatan Rencana Induk Pembangunan Bandara Namlea, di mana frekuensi penerbangan harus ditingkatkan, sehingga pada 2022 dapat dimasukan dalam Prioritas Pembangunan Bandara.

Begitu pula dengan pembangunan Bandara Namrole, yang kini dalam proses pengerjaan perluasan lintasan pacu dari 950 meter menjadi 1.600 meter.

Dalam pengerjaan itu sekaligus dilakukan perbaikan landasan pacu yang bergelombang, serta pembangunan terminal penumpang yang saat ini tidak memadai, lantaran masih seperti bandara perintis.

Bupati Buru Selatan Tagop Soulissa menambahkan, pihaknya juga telah melakukan pembebasan lahan untuk merealisasikan perluasan Bandara Namrole.

Baca juga: Desember 2020, Pergerakan Penumpang di 15 Bandara AP I Tumbuh

Diharapkan bandara tersebut dapat membantu mobilitas masyarakat setempat.

"Dengan begitu, bandara ini menjadi sarana strategis dan penting bagi mobilitas masyarakat dari dan ke Namrole apalagi saat musim ombak. Selain itu, bandara Namrole dapat difungsikan jika terjadi bencana alam yang sangat rentan di Pulau Buru," ujar Tagop.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com