Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Akan Hadirkan Layanan Teman Bus di Banyumas

Kompas.com - 04/02/2021, 20:20 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan akan menghadirkan layanan Teman Bus di Banyumas, Jawa Tengah.

Teman Bus merupakan sistem transportasi angkutan cepat bus atau Bus Rapid Transit di Indonesia yang beroperasi di berbagai kota sebagai layanan berkonsep buy the service.

“Kami berterima kasih atas respon masyarakat Indonesia yang sangat bagus terhadap program ini, karena hingga saat ini Teman Bus telah mencapai lebih dari 2 juta perjalanan pelanggan, dan kami juga telah menyiapkan 356 armada bus yang akan melayani perjalanan penumpang,” ujar Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (4/2/2021).

Baca juga: Kurangi Kemacetan di Yogyakarta, Kemenhub Hadirkan Layanan Teman Bus

Budi berharap dengan adanya Teman Bus di kota-kota besar mampu mengurangi tingkat kemacetan dan juga polusi udara.

Sebab, diharapkan masyarakat yang terbiasa menggunakan kendaraan pribadi akan beralih ke moda transportasi umum.

“Saya optimistis dengan hadirnya moda transportasi yang aman dan nyaman seperti ini, diharapkan lebih banyak penumpang dari masyarakat yang beralih ke moda transportasi publik, yang saat ini masih gratis,” kata Budi.

Sementara itu, Bupati Banyumas Ahmad Husein berharap dengan adanya Teman Bus di kotanya bisa menghadirkan transportasi yang aman dan nyaman bagi para warga.

“Kami berharap agar dengan hadirnya Teman Bus di Banyumas dapat memudahkan serta memfasilitasi masyarakat lebih luas untuk mendapatkan transportasi umum yang aman dan nyaman,” ucap dia.

Baca juga: Lewat Program Pengukuran Kapal Gratis, Kemenhub Terbitkan 73.348 Pas Kecil dan 124.393 Buku Pelaut

Dalam pelaksanaan program ini, Kemenhub mengeluarkan beberapa standar pelayanan minimal yang harus dimiliki dilakukan operator agar layanan Teman Bus memiliki kualitas dan pelayanan yang prima.

Adapun para pengemudi dan staff Teman Bus sudah mendapatkan pelatihan khusus, serta wajib mengikuti peraturan dan pengecekan Bus secara berkala, guna menjaga fasilitas dan pelayanan serta waktu headway (jarak antar bus) yang ditentukan, yaitu 10 menit.

Dengan begitu, penumpang tidak menunggu lama di halte dan berdesakan dalam bus.

Layanan Teman Bus di Banyumas sendiri akan beroperasi di tiga koridor. Koridor 1 melayani rute Pasar Pon-Terminal Ajibarang.

Koridor 2, melayani rute Terminal Kebondalem-Terminal Bulupitu. Sedangkan koridor 3 melayani rute Terminal Notog (Patikraja)-Terminal Baturraden Bawah.

Baca juga: Kemenhub Keluarkan Maklumat Pelayaran karena Cuaca Ekstrem, Simak Rinciannya

Teman Bus dilengkapi juga dengan aplikasi mobile untuk memudahkan penumpang mendapatkan informasi rute, titik halte dan jadwal keberangkatan Bus.

Aplikasi Teman Bus saat ini sudah bisa diunduh di playstore dan appstore.

Adapun cara naik Teman Bus sangat mudah yaitu cukup buka aplikasinya, tunggu di halte terdekat dari posisi penumpang yang tertera di aplikasi, siapkan kartu nontunai (Tap Cash BNI, flazz BCA, e-money Mandiri dan brizzi BRI), naik bus, lalu tempelkan kartu nontunai pada perangkat reader.

Sejak diluncurkan pada Juni 2020, Teman Bus sudah menjalankan program Buy the Service (BTS) di 5 kota yaitu Palembang, Solo, Bali, Yogyakarta dan Medan.

Kemenhub menargetkan program ini akan hadir di 16 kota seluruh Indonesia di tahun 2021, dengan tahap pertama implementasi di kota Banyumas, Bandung, Banjarmasin, Makassar dan Surabaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Whats New
Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com