Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Pandemi Covid-19, Bagaimana Kinerja Perekonomian Sepanjang 2020?

Kompas.com - 05/02/2021, 07:27 WIB
Mutia Fauzia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik bakal mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi (PE) sepanjang tahun 2020 hari ini, Jumat (5/2/2021).

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 telah menekan kondisi perekonomian di banyak negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.

Pemerintah memperkirakan, pada kuartal IV-2020 pertumbuhan ekonomi masih akan minus di kisaran 2,9 persen hingga 0,9 persen.

Baca juga: Ada Sentimen Data Ekonomi AS, Bagaimana Nasib Rupiah Hari Ini?

Perkiraan tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan proyeksi-proyeksi yang sebelumnya diberikan, yakni kinerja perekonomian akan kian mendekati 0 persen dan ke arah positif.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, masih dalamnya batas bawah proyeksi tersebut terjadi lantaran konsumsi masyarakat atau konsumsi rumah tangga yang masih akan tertekan di akhir tahun.

Ia memperkirakan konsumsi rumah tangga pada kuartal IV di proyeksi masih tertekan di kisaran minus 3,6 persen hingga minus 2,6 persen.

"Karena Covid-19 meningkat pesat di bulan Desember ini dan langkah-langkah untuk melakukan pembatasan sosial mulai diketatkan, sehingga konsumsi tidak bisa terjadi normalisasi lebih cepat dari seperti yang diprediksi semula," jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa secara virtual, Senin (21/12/2020).

Baca juga: Soal Aturan Pajak Pulsa dkk, Stafsus Sri Mulyani: Ketentuan Ini Tak Berpengaruh terhadap Harga

Dengan demikian, dalam tiga kuartal di tahun 2020, kinerja perekonomian akan mengalami minus secara berturut-turut.

Sebab, pada kuartal II-2020, pertumbuhan ekonomi tercatat minus 5,32 persen, serta di kuartal III, pertumbuhan ekonomi tercatat mengalami kontraksi -3,49 persen.

Sri Mulyani pun memperkirakan, untuk keseluruhan tahun 2020, pertumbuhan ekonomi bakal mengalami minus 2,2 persen hingga 1,7 persen.

Angka tersebut jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya di mana pertumbuhan ekonomi di perkirakan minus 1,7 persen dan masih bisa tumbuh positif di kisaran 0,6 persen.

Pasalnya, hingga akhir tahun Sri Mulyani memperkirakan konsumsi rumah tangga bakal minus 2,7 persen hingga minus 2,4 persen.

Sementara itu indikator lain seperti konsumsi pemerintah juga masih minus di kisaran minus 0,3 persen hingga 0,3 persen positif hingga akhir tahun.

Baca juga: Sri Mulyani Bakal Tingkatkan Anggaran Pemulihan Ekonomi Jadi Rp 619 Triliun

Sedangkan untuk investasi bakal terkontraksi hingga 4 persen keseluruhan tahun.

"Ekspor yang mengalami perbaikan cukup baik di November sehingga outlook kuartal IV minus 2,6 persen dan bisa mendekati slightly di bawah 0,6 persen. Sementara untuk keseluruhan tahun di minus 6,2 persen hingga negatif 5,7 persen," jelas Sri Mulyani.

"Impor satu-satunya agregat demand yang sebelumnya masih belum menunjukkan pemulihan sudah mulai membaik. Dan seluruh agregat demand sudah menunjukkan pembalikan yang konsisten dibanding kuartal II," ujar dia.

Proyeksi pemerintah tersebut pun sejalan dengan proyeksi beberapa lembaga multilateral dunia.

Bank Dunia misalnya, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2020 ini sebesar 2,2 persen.

Sementara untuk Dana Moneter Internasional (IMF), memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 mengalami kontraksi 1,5 persen dan Bank Pembangunan Asia (ADB) memproyeksi pertumbuhan ekomi RI di 2020 minus 2,2 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com