Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS: Pertumbuhan Ekonomi RI 2020 Minus 2,07 Persen

Kompas.com - 05/02/2021, 09:34 WIB
Mutia Fauzia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 2,07 persen.

Dengan demikian, selama tiga kuartal berturut-turut di tahun 2020, Indonesia tercatat mengalami pertumbuhan ekonomi minus.

Realisasi tersebut sejalan dengan proyeksi pemerintah yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2020 di kisaran 2,2 persen hingga 1,7 persen.

Baca juga: Kadin: 2021 Jadi Peluang RI Tingkatkan Kontribusi Ekspor terhadap PDB

Sementara itu, bila dilihat secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV mengalami kontraksi 0,42 persen (qtoq) dan minus 2,19 persen (yoy).

"Jadi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV untuk qtoq terkontraksi 0,42 persen dan yoy minus 2,19 persen. Secara kumulatif (tahun 2020) terkontraksi 2,07 persen," jelas Suhariyanto ketika memberikan paparan kinerja PDB, Jumat (5/2/2021).

Suhariyanto mengatakan, ekonomi Indonesia berdasarkan PDB kuartal IV atas dasar harga berlaku Rp 3.902 triliun.

Sementara itu, berdasarkan harga dasar konstan dengan tahun dasar 2010 adalah Rp 2.709 triliun.

Menurut pengeluaran secara tahunan (year on year/yoy), semua komponen mengalami kontraksi dengan konsumsi rumah tangga mencatatkan penurunan paling dalam.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Zona Euro Terkontraksi 6,8 Persen di 2020

Suhariyanto menjelaskan, kinerja perekonomian tersebut menunjukkan terjadi perbaikan bila dibandingkan dengan kuartal III di tahun yang sama.

Meski demikian, perkembangan pemulihan masih cukup lemah.

Ia pun mengatakan, banyak negara di dunia yang mengalami tren sama, kecuali China yang sudah tumbuh positif 6,5 persen di kuartal IV-2020.

"Tetapi negara mitra dagang lain misalnya Amerika Serikat, yang merupakan negara tujuan ekspor kedua Indonesia, pertumbuhan ekonomi kuartal IV masih terkontraksi 2,5 peprsen, Singapura minus 3,8 persen, begitu juga Korea Selatan, Hong Kong, dan Uni Eropa," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com