Di masa pandemi Covid-19 ini, hasil panennya sangat membantu ekonomi keluarganya.
Bahkan, bersama anggota KWT Desa Urut Sewu, mereka telah memiliki konsumen dari Semarang dan Ungaran yang menampung hasil panen sayuran dan buah setiap minggunya.
"Penjualan hasil panen tanaman pangan dengan cara dikemas baik untuk meningkatkan kualitas, dan nilai harga jual produk semakin naik. Hasilnya dapat dibagi anggotanya setiap bulan untuk menambah pendapatan keluarga," kata Elsiana, dikutip dari Antara, Jumat (5/2/2021).
Baca juga: Cara Dapat Token Listrik Gratis Melalui Aplikasi PLN Mobile
Hasil panen pertaniannya juga dapat ditukarkan dengan lauk pauk hasil tanaman sesama anggota kelompoknya.
Contohnya, seperti sayuran cabai atau kacang panjang dibarter dengan ikan lele untuk melengkapi keanekaragam pangan.
Hal yang sama juga dialami petani anggota KWT Sehati Desa Urut Sewu lainnya, Nur Wijiastuti (42).
Dia mengakui, banyak manfaat didapat bagi keluarganya dari memanfaatkan pekarangan, apalagi pada masa pandemi saat ini.
"Bahan makanan untuk sehari-hari tidak perlu pergi belanja ke pasar, karena bisa menikmati hasil panen sendiri di lahan pekarangan. Yang utama saat penanam tanaman pangan dengan memakai pupuk kandang. Hasil panen bisa lebih sehat, karena pupuknya menggunakan organik," kata Nur Wijiastuti.
Baca juga: Ekonomi Indonesia Minus 2,07 Persen, Rekor Terendah Sejak 1998
Nur Wijiastuti menjelaskan, ia memanfaatkan pekarangan dengan menanam berbagai jenis sayuran, antara lain kangkung, bayam, selada, stroberi dan jenis lainnya.
Selain untuk dikonsumsi sendiri, hasil panennya juga dijual ke kelompoknya jika berlebih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.