JAKARTA, KOMPAS.com – Tanpa disadari, lahan kosong di sekitar rumah punya potensi untuk dimanfaatkan agar menghemat kebutuhan belanja sehari-hari.
Sayang jika punya lahan kosong dibiarkan menganggur.
Karenanya, pekarangan bisa dijadikan lahan untuk ditanami tanaman kebutuhan pangan.
Baca juga: [POPULER MONEY] Cara Ganti Sertifikat Tanah Elektronik | Kabar Baik dan Buruk Soal Gaji Pekerja
Seperti yang dilakukan Elsiana Setyawati (47), warga di Dukuh Dukorejan RT 05 RW 08 Desa Urut Sewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Elsiana mengaku tidak perlu keluar rumah atau belanja ke pasar yang berpontensi penularan Covid-19.
Sebab, di pekarangan rumah sudah tersedia berbagai jenis tanaman pangan.
Pekarangannya penuh dengan komoditas sayuran, buah-buahan, dan tanaman obat.
Jenis sayuran yang menghiasi halamannya antara lain cabai, seledri, loncang, kacang panjang, buncis, kol, kangkung, pare, sawi, dan tomat.
Baca juga: Sempat Trending, Apa Kabar Bisnis Food Truck di Tengah Pandemi ?
Adapun tanaman buah di antaranya alpukat, mangga, rambutan dan buah stroberi.
Sejumlah tanaman obat atau jenis empon-empon juga ikut mewarnai isi tanaman pekarangannya petani tersebut, antara lain jahe, kencur, sere, kunci, temulawak, butrowali dan sebagainya.
Tak hanya itu, Elsiana juga membuat sebuah kolam kecil yang berisi ikan lele dan nila merah menambah keanekaragaman pangan untuk kebutuhan gizi keluarga mereka.
Rupanya, Elsiana Setyawati juga merupakan Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Sehati, di Dukuh Dukorejan RT 05 RW 08 Desa Urut Sewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali.
Kelompok ini berjumlah 20 anggota.
Baca juga: 12 Anak Cucu BUMN Mau IPO, Erick Thohir: Jangan Hanya Sekadar Listing!
Elsiana dan kawan-kawannya memiliki tujuan yang sama, yaitu memanfaatkan pekarangan menjadi sumber pangan berkelanjutan dan menambah pendapatan keluarga.
Ketika panen dengan jumlah yang berlebihan, mereka menjualnya ke masyarakat sekitar untuk menambah pendapatan.