Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libatkan BUMN, Pemerintah Tak Ingin Tesla Cuma Ambil Bahan Baku

Kompas.com - 05/02/2021, 14:32 WIB
Muhammad Choirul Anwar,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah Indonesia sudah menerima proposal Non-Disclosure Agreement (NDA) dari Tesla Inc. Negosiasi pun segera digelar pekan depan.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Septian Hario Seto menjelaskan pentingnya negosiasi yang akan berlangsung.

Ia menegaskan, dalam NDA yang diterima ada prinsip penting yang membuat Indonesia tertarik. Seto menekankan, pemerintah Indonesia tidak akan tertarik apabila dalam negosiasi yang tertulis di proposal NDA, Tesla hanya menginginkan sumber bahan baku.

Baca juga: Cara Dapat Token Listrik Gratis Melalui Aplikasi PLN Mobile

"Kalau mereka hanya mengambil bahan bakunya, kita enggak tertarik. Jadi, kira-kira mungkin itulah. Jadi kalau mereka hanya mengambil bahan bakunya sih kita enggak aktraktif. Detailnya yang lain, kita belum bisa disclose," ungkapnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021).

Dengan adanya proposal NDA dari Tesla ini, pemerintah akan melakukan negosiasi pekan depan, melibatkan dua perusahaan BUMN yakni Antam dan PT Inalum secara virtual.

"Minggu depan, kita akan diskusi langsung dengan mereka. Nanti akan melibatkan Antam, Inalum, nanti kita lihat seperti apa," kata Seto.

Lebih lanjut, Seto menjelaskan, pemerintah Indonesia tertarik bekerja sama dengan Tesla karena lithium baterai yang mereka gunakan untuk kendaraan listrik mempunyai tingkatan terbaik di dunia.

Sama halnya dengan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) dan LG Samsung yang juga memiliki teknologi terbaik.

Baca juga: Pemerintah RI dan Tesla Berencana Bangun Semacam Power Bank Berkapasitas Besar

"Jadi, kenapa sebenarnya kalau dari kami kok agak excited bekerja sama dengan Tesla. Boleh dibilang Tesla ini untuk lithium baterai untuk electric vehicle adalah salah satu yang terbaiklah di dunia. Kalau ada investasi dari CATL, investasi dari LG yang memang mereka ada produsen lithium baterai dan teknologinya sangat baik plus ditambah dengan Tesla," ujar Seto.

Adapun kerja sama dengan Tesla tersebut yakni pembangunan energy storage system (ESS) atau sejenis power bank dengan kapasitas tenaga yang besar.

"Dengan Tesla ini ada lagi kerja sama di bidang ESS, energy storage system. Jadi, sebenarnya ESS ini mirip kayak power bank, tapi ini kapasitasnya besar, puluhan mega watt bahkan sampai 100 mega watt mereka bisa," kata dia.

Baca juga: Ekonomi RI Minus 2,07 Persen, Pemerintah Dinilai Gagal Kendalikan Pandemi

“Intinya ESS ini bisa menggantikan pembangkit-pembangkit peaker. Peaker itu pembangkit yang hanya digunakan untuk ketika electricity demand-nya itu jauh melebihi penggunaan rata-ratanya," sambung Seto.

Seperti diketahui, Pemerintah RI dengan perusahaan otomotif bertenaga listrik terbesar di Amerika Serikat (AS) yaitu Tesla telah meneken perjanjian NDA sehingga akan berlanjut pada negosiasi. Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan pun selama ini kerap berkomunikasi secara virtual dengan Tesla.

Pihak Tesla sebelumnya juga berencana datang langsung ke Indonesia, namun terhalang aturan larangan berkungjung warga negara asing (WNA).

(Sumber: KOMPAS.com/Ade Miranti Karunia | Editor Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com