Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ingin Bergantung pada Impor, Kementan Tetapkan 4 Aspek Prioritas

Kompas.com - 05/02/2021, 20:04 WIB
A P Sari

Penulis

KOMPAS.com – Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy mengatakan, pertanian Indonesia harus bisa mandiri dan tidak selalu bergantung pada impor.

Untuk mencapai kemandirian dalam pertanian, kata Sarwo, perlu ada pendekatan secara modern berbasis inovasi teknologi. Dengan begini, maka akan muncul produktivitas, nilai tambah, dan daya saing.

“Hal ini sejalan dengan pembangunan pertanian 2020-2024, yakni maju, mandiri, dan modern. Semua jajaran pertanian harus maju, dari pusat sampai desa,” kata Sarwo dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (5/2/2021).

Paparan tersebut disampaikan Sarwo dalam Rapat Teknis Pengelolaan Anggaran Ditjen PSP Tahun Anggaran 2021 (Wilayah I), di Ballroom Novotel, Bandar Lampung, Jumat (5/2/2021).

Baca juga: Sarwo Edhy: Implementasi Kartu Tani akan Diwajibkan pada 2021

Selain itu, Sarwo menyebutkan, untuk mencapai sasaran umum seperti yang telah dicanangkan, Kementan menekankan pada empat aspek untuk dijadikan fokus bersama.

Pertama, kata Sarwo, adalah gerakan nasional peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pertanian serta sumber daya manusia (SDM) pertanian.

“Kedua, peningkatan efisiensi dan pengembangan kawasan berbasis korporasi. Kemudian yang ketiga, yakni pengembangan dan penerapan mekanisme serta akselerasi pemanfaatan teknologi,” tambahnya.

Adapun fokus keempat, merupakan ekspansi pertanian melalui perluasan dan atau pemanfaatan lahan, termasuk di antaranya rawa, lahan kering, dan sub optimal lainnya, serta penyediaan air, seperti irigasi, embung, dan bangunan air lain.

Baca juga: Sarwo Edhy Beberkan Syarat dan Manfaat Pendirian LKM-A

Kebijakan strategis Ditjen PSP

Pada kesempatan tersebut, Sarwo mengatakan, dukungan aspek prasarana dan sarana pertanian diaktualisasikan melalui kebijakan-kebijakan strategis Ditjen PSP tahun anggaran 2021.

“Kebijakan strategis ini, antara lain Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), optimalisasi lahan dan rawa, serta pengembangan food estate,” katanya.

Kebijakan strategis lain, imbuh Sarwo, termasuk suplesi air irigasi untuk komoditas tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan melalui Rehabilitas Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) dan pembangunan embung, DAM parit, atau longstorage.

“Ditjen PSP juga berencana mengintensifkan pembangunan irigasi pemompaan atau perpipaan, pengembangan alsintan (mesin pertanian) pra panen, seperti traktor R-2, traktor R-4, pompa air, rice transplanter, cultivator, hand sprayer, dan ekskavator,” paparnya.

Baca juga: Sarwo Edhy Beberkan Syarat dan Manfaat Pendirian LKM-A

Lebih lanjut, Sarwo memaparkan, kebijakan strategis Ditjen PSP tidak lengkap tanpa program fasilitasi penyaluran pupuk bersubsidi, Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO), Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS), serta fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Sekadar informasi, rapat teknis Ditjen PSP Kementan tersebut bertujuan untuk merencanakan strategi percepatan pelaksanaan kegiatan lingkup Ditjen PSP tahun anggaran 2021.

Di samping itu, rapat tersebut juga dijadikan sebagai ajang untuk menyepakati kebijakan relokasi kegiatan dan komitmen daerah terkait kesanggupan mengikuti program-program Ditjen PSP.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com