Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Ajukan KPR Tanpa DP? Cek Ini Dulu agar Tak Kena "Jebakan Batman"

Kompas.com - 06/02/2021, 06:00 WIB
Yoga Sukmana

Editor

  • Lengkapi persyaratannya

Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum mengajukan KPR tanpa DP adalah kelengkapan dokumen yang menjadi persyaratan. Ini menjadi penentu utama disetujui atau tidaknya pengajuan KPR Anda.

Pengajuan KPR tanpa DP sama dengan KPR pada umumnya. Harus mengisi formulir permohonan KPR, KTP pemohon, KTP suami atau istri, Kartu Keluarga (KK), surat nikah atau cerai, NPWP, slip gaji atau surat keterangan penghasilan, rekening koran, dan lainnya.

  • Cari pengembang terpercaya dan yang menawarkan promo

Sekarang ini kalau tidak hati-hati, bisa terjebak pada penipuan. Termasuk membeli rumah dari pengembang atau developer.

Jadi belilah rumah dari pengembang yang terpercaya. Misalnya terdaftar sebagai anggota APERSI maupun REI, telusuri rekam jejaknya, dan lihat testimoni atau komentar dari pembeli yang lain.

Setelah itu, apakah pengembang tersebut sedang menawarkan promo. Contohnya diskon harga rumah, atau lainnya.

Oleh karena itu, jangan terburu nafsu. Bandingkan antara satu pengembang dengan pengembang lainnya sebelum memutuskan.

Baca Juga: Harga Rumah Subsidi 2021 Gak Naik, Begini Cara Mengajukan KPR FLPP
Untung Rugi KPR Tanpa DP

Membeli rumah dengan skema KPR tanpa DP kelihatannya memang menguntungkan. Anda tidak perlu susah payah mengumpulkan uang muka.

Anda bisa mendapatkan kredit dari bank 100 persen tanpa menyetor DP. Sehingga masyarakat bisa fokus membayar cicilan KPR selama 15 sampai 20 tahun, bahkan lebih.

Namun Anda mesti jeli. Pasti ada konsekuensi dari program KPR tanpa DP ini. Konsekuensinya Anda harus membayar cicilan KPR dengan jumlah lebih besar setiap bulannya

  • Kerugian KPR Tanpa DP

Sebagai contoh perhitungan kasar, Anda membeli rumah seharga Rp 260 juta dengan DP 0 persen. Bunga KPR 9,5 per tahun dan tenor 20 tahun atau 240 bulan, maka angsuran per bulan hampir Rp 2,5 juta.

Sementara jika menggunakan DP misalnya 30 persen, maka dengan perhitungan harga rumah Rp 260 juta, yakni Rp 78 juta, maka cicilannya lebih ringan sekitar Rp 1,6 juta.

Hal yang perlu diwaspadai lagi adalah risiko kenaikan tingkat bunga KPR. Kebanyakan bank menetapkan bunga KPR fixed di tahun pertama, lalu lebih tinggi di tahun kedua. Tahun ketiga dan seterusnya, diputuskan bunga mengambang atau floating.

Penyesuaian bunga KPR tersebut lagi-lagi harus menjadi bahan pertimbangan Anda. Kalau nanti suku bunga acuan BI naik lagi, siap-siap suku bunga KPR bakal ikut terkerek.

Keputusan Ada di Tangan Anda

KPR tanpa DP menjadi solusi tepat buat Anda yang masih maju mundur membeli rumah karena terbentur masalah DP. Namun tetap harus dipikirkan kerugian atau risikonya.

Bila Anda sudah menghitung dengan cermat dan siap menghadapi konsekuensinya, maka jangan tunda lagi, segera ajukan permohonan KPR tanpa DP.

Daripada uang habis untuk hura-hura, lebih baik bergerak cepat dibelikan rumah. Selain bisa punya tempat tinggal, buat investasi juga sangat menguntungkan.

Baca juga: Terjerat Utang Saat Pandemi? Coba 3 Cara Ini

Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com